22 May 2020

Bijak Menggunakan Energi di Rumah

Puluhan tahun silam ketika listrik baru saja dipasang di rumah orang tua saya, bapak mematikan seluruh lampu setiap kali semua anggota keluarga sudah tidur. Beberapa tahun kemudian ketika untuk pertama kali mempunyai televisi, beliau selalu mencabut kabel televisi dari stop kontak. Saya yang kala itu masih SMP selalu protes: "Kenapa, sih, dicabut lagi dicabut lagi kabelnya?"
Saya menggerutu karena setiap kali ingin menonton TV saya harus nyolokin kabel ke stop kontak. Kala itu masih takut banget mau nyolokin kabel tuh. Takut kesetrum.

Bertahun-tahun berlalu, kebiasaan bapak ternyata tidak berubah hingga kini. Saat menjenguk orang tua di kampung halaman, saya akan menemui kebiasaan bapak yang: menyalakan lampu ketika sudah gelap, mematikan seluruh lampu (kecuali lampu luar atau lampu jalan) ketika yang lain sudah tidur, mencabut kabel TV dari stop kontak, mencabut magic com, lalu mematikan lampu saat setelah subuh. Bedanya, kini saya tidak protes atau menggerutu. Saya baru menyadari, ternyata bapak saya dari dulu sangat bijak menggunakan energi terutama energi listrik.

Orang-orang zaman dulu sebenarnya sangat bijak dalam memanfaatkan energi. Seperti dalam memasak makanan. Dulu ada istilah hawu (sundanese) dimana orang-orang memasak makanan. Bahan bakarnya adalah kayu bakar yang dengan sangat mudah didapatkan. Namun dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih, perubahan gaya hidup itu mau tak mau akan mengikuti arus zaman. Kini, peralatan memasak semuanya menggunakan listrik. Seperti rice cooker, kompor, oven. Lalu peralatan rumah tangga seperti mesin cuci, laptop/komputer dan sebagainya.

Penggunaan listrik dari hari ke hari semakin bertambah dan hal ini sulit dikendalikan dengan habit masyarakat modern yang kurang aware dengan persediaan sumber daya energi di bumi.
Masyarakat kurang waspada dengan yang namanya Vampir Listik yang setiap hari (tanpa kita sadari) menggerogoti listrik di rumah kita.

sumber gambar: tercantum pada gambar

Apalagi pada kondisi Wabah Covid-19 sekarang ini, membuat pola aktivitas masyarakat berubah. Hampir seluruh kegiatan dilakukan di dalam rumah. Akibatnya, penggunaan energi listrik dan gas jadi bertambah. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mencatat adanya peningkatan konsumsi listrik rumah tangga dan gas dalam beberapa waktu terakhir selama pandemi.

Bagaimana agar masyarakat bijak menggunakan energi di rumah? Radio KBR membahasnya di podcast Ruang Publik KBR edisi #PerubahanIklim dengan narasumber: ibu Verena Puspawardani ~Direktur Program Coaction Indonesia, dan Andrian Permana ~Penasihat Komunitas Earth Hour

Rekaman dari acara ini bisa Anda dengarkan di KBRPRIME.id : https://m.kbrprime.id/ruang-publik/bijak-pakai-energi-di-tengah-pandemi

sumber gambar: instagram @kbr.id


Pembahasan Bijak Pakai Energi di Tengah Pandemi via video call ini seru dan sangat bermanfaat. Selain penggunaan energi yang meningkat, pada masa pandemi Covid 19 ini ternyata meningkatkan pembelanjaan online juga. hal ini menjadi perhatian karena dalam pengemasannya, belanja online menghasilkan sampah kemasan/pembungkus yang banyak dan tak ramah lingkungan.

Yha.. mau gimana lagi? karena aktivitas masyarakat juga dibatasi, maka masyarakat memilih berbelanja online. Bahkan tercatat, belanja online meningkat 400% di seluruh dunia. Bu Verena mengungkapkan, dalam hal pembelanjaan online bukan pada penggunaan energinya namun lebih ke pengelolaan sampah kemasan packingnya.

Ibu Verena memberikan tips dalam berbelanja online agar tetap bijak dalam :
- beli sekaligus, membeli dalam jumlah yang besar supaya kemasan buble wrabnya hemat
- pengelolaan sampahnya, pilahkan dengan sampah yang organik dan anorganic.

Lebih jauh lagi pembahasannya menyangkut bagaimana menghemat energi dari rumah.

Untuk menghemat energi, hal sederhana yang bisa kita lakukan di rumah yaitu dengan cara mematikan dan melepaskan hubungan listrik dari alat-alat elektronik yang tidak terpakai. Ribet? Memang. Tapi inilah langkah awal yang bisa kita lakukan saat ini supaya bijak dalam menggunakan energi listik di rumah.

Kemudian, ada beberapa tips mudah yang bisa kita lakukan dari rumah untuk menghemat energi, diantaranya:

  • Matikan lampu jika ruangan tidak digunakan.
  • Kurangi penggunaan lampu pijar dan ganti dengan lampu LED yang hemat energi.
  • Penggunaan mesin cuci ketika cucian sudah banyak/sesuai kapasitas dan penggunaan airnya pun sesuai petunjuk.
  • Kurangi penggunaan pengering jika cuaca sedang panas terik.
  • Hindari membuka pintu kulkas terlalu sering
  • Pastikan pintu kulkas tertutup rapat dan isi kulkas secukupnya.
  • Cabut carger laptop ketika baterai sudah 100%
  • Gunakan resolusi display dan brightnes yang rendah
  • Gunakan AC pada suhu yang tidak terlalu rendah dan gunakan timer pada saat tidur sehingga AC tidak menyala terus hingga pagi 


Ternyata banyak hal sederhana dan mudah yang bisa kita lakukan untuk hemat energi, ya. Tinggal kitanya saja yang mulai berdisiplin diri melakukannya.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah penggunaan genting kaca atau membuat foid di rumah supaya cahaya matahari bisa masuk ke dalam rumah. Jika pencahayaan cukup, kita tidak perlu menyalakan listrik pada siang hari. Untuk Anda yang sedang atau akan membangun rumah, sebaiknya pertimbangkan desainnya. Misalnya mengunakan desain skylight sehingga rumah mendapat cahaya matahari yang melimpah, atau minimal penggunaan genteng kaca di beberapa titik rumah.

pic source: popeti.com

Potensi energi Indonesia sebenarnya itu banyak, iradiance matahari yang melimpah karena kita di zona katulistiwa. Lalu potensi angin ( wind turbin, wind tunnel ), walaupun dalam hal pembangkitan angin kita masih belum cukup maksimal. Selain itu, pemanfaatan dari laut diantaranya ocean tidal/tidal power yaitu energi pasang surut air laut dan ocean wave/ocean power yaitu bisa juga disebut energi ombak, PLTMH ( Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ), dan yang paling besar potensinya adalah geotermal karena Indonesia berada pada Ring of Fire.



Kebutuhan listrik setiap tahunnya menunjukkan peningkatan seiring dengan laju pembangunan ekonomi dan bertambahnya jumlah penduduk. Dalam sepuluh tahun terakhir, konsumsi energi final contohnya di Jawa Barat, mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,5% per tahun. Sejalan dengan meningkatnya konsumsi energi tersebut, maka penyediaan energi primer juga mengalami kenaikan. Namun upaya untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri antara lain terkendala oleh ketersediaan infrastruktur energi seperti pembangkit listrik, kilang minyak, pelabuhan, serta transmisi dan distribusi.

sumber gambar: instagram @kesdm
Pemerintah melalui PP Nomor 79 Tahun 2014 telah menyusun Kebijakan Energi Nasional (KEN) sebagai pedoman untuk memberi arah Pengelolaan Energi Nasional guna mewujudkan kemandirian Energi dan Ketahanan Energi Nasional untuk mendukung pembangunan nasional berkelanjutan, ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional yang menjadi rujukan bagi Daerah untuk selanjutnya menetapkan Rencana Umum Energi Daerah. RUED ini yang kemudian menjadi dasar bagi pengelolaan dan pengembangan energi di Provinsi Jawa Barat.
sumber gambar:  pemasangan rooftop PT Sinergi Arthe Azkia

Yang paling memungkinkan adalah penggunaan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) pada gedung perkantoran/instansi dan di rumah-rumah (SHS atau Solar Home System). Pemanfaatan energi terbarukan yang cocok untuk gedung perkantoran adalah energi surya dengan menggunakan modul surya fotovoltaik yang dipasang di atap bangunan (rooftop).

Dengan adanya PLTS Rooftop tersebut, diharapkan dapat mengurangi pemakaian listrik dari PT. PLN yang secara tidak langsung turut mengurangi penggunaan energi fosil. Adapun keuntungan yang diperoleh dari PLTS Rooftop antara lain biaya pengadaan listrik yang lebih murah dari diesel/BBM, mudah perawatan dan pengoperasiannya, mengurangi polusi dan efek rumah kaca.

Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.   


sumber data:
- ESDM Provinsi Jawa Barat
- PT Sinergi Artha Azkia

1 comment:

  1. Hiksss belum bisa #BijakBerenergi di rumah klo lagi ada paksu :( blio klo tidur kudu lampu terang, tv nyala dan ada suaranya dan ruangan lain harus nyala ... sementara aku klo tidur kudu gelap, lieur akuuu bambaaang

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah membaca dan berkomentar. :)
Mohon maaf komentar dimoderasi karena banyak spam yang masuk.