18 February 2014

Kehilangan dan Kurang Sedekah, Apa Hubungannya?


saya ingin aja pake gambar ini,habis lucu' :)
Kemarin saya baru saja kehilangan sebuah benda. Benda ini termasuk penting dalam keseharian saya. Dengan adanya kehilangan ini saya tidak menyalahkan siapa-siapa, baik itu menyalahkan si pencuri atau menyalahkan diri sendiri karena kurang waspada.

Tidak butuh waktu lama, sedetik saja, saya menganggap ini sebagai "warning" dari Tuhan. Tuhan sedang mengingatkan saya, sedang menegur saya, karena Tuhan selalu sayang sama saya maka saya tidak 'dibiarkan'-Nya.

Lalu saya flasback amalan harian saya, mencoba mengingat apa yang telah saya lakukan. Mengingat yang sudah-sudah (iya ini bukan pertama kali hehehe ), jika "warning" dalam bentuk kehilangan -saya mengartikannya sebagai- Ohhh, saya kurang atau tidak berSEDEKAH belakangan ini! Yach, saya memang tidak mengeluarkan zakat pendapatan suami saya di awal ( segera setelah menerima penghasilan ) seperti biasanya. Tepat dua bulan ini. Saya jadi ingat karena diingatkan sama Tuhan.

Alhamdulillaah, saya justru bersyukur. Bagaimana tidak. Saya iseng-iseng menghitung berapa kehilangan saya itu jika dinilai dengan rupiah. Ternyata tepat dua kali 5 % dari pendapatan suami saya perbulan. Yang artinya, berbagi atau tidak, dikeluarkan atau tidak ( zakat, infaq, sedekah, dsb ) tetap saja harta yang bukan hak kita tidak akan bisa dinikmati. Oiya, 5 % itu adalah zakat penghasilan sedangkan dikalikan dua karena dua bulan tidak berzakat.

Ini bukan berarti yang tidak kehilangan sudah aman, bisa jadi dibikin sama Allah dengan kasat mata. Pendapatan yang banyak tapi lupa berbagi kepada sesama, gaya hidupnya boros atau semacamnya sehingga masih merasa kuraaaang terus. Saya juga pernah merasa begini, pendapatan besar tapi cepet habis dan nggak tau udah dipakai buat beli apa aja.

Oh well, saya nggak mau panjang lebar karna nanti jadinya sok tahu. Saya cuman mau cerita dan nulis yang menasehati diri sendiri khususnya. Kalau berguna untuk yang baca ini, semata-mata Allah yang membolak-balikkan hati.

^.^


10 February 2014

Resep Jamur Krispi



Kemarin dan hari ini saya membuat jamur krispi untuk camilan keluarga. Dhia dan Akram menyukainya, apalagi ayahnya. Bisa juga sebagai lauk pengganti ayam krispi ( #NgiritDotCom ). Dhia tuh paling suka makan dengan ayam krispi, namun nggak bagus buat kebutuhan gizi dan buat kantong juga khan kalau disajikan tiap hari.

Ternyata membuat jamur krispi itu mudah sekali dan nggak ribet. Hanya membutuhkan sedikit bahan , antara lain :
-         Jamur tiram
-         Tepung terigu
-      Bumbu (saya hanya memakai garam, gula, dan merica bubuk). Kalau yang biasa pake penyedap, silahkan membubuhkan penyedap.
-         Minyak untuk menggoreng.

Cara membuatnya juga cepat dan mudah.

Pertama, bersihkan jamur tiram yang sudah di suwir dengan air dingin sampai bersih, lalu tiriskan. Taburi bumbu, aduk merata. < kalau nyucinya pake air panas, akan tercium bau spora >

Tuang tepung terigu ke dalam wadah yang bersih dan kering, bubuhi sedikit bumbu (garam, gula, merica bubuk). Kalau untuk takaran bumbunya menyesuaikan saja seberapa banyak terigu yang mau dipakai –pake filling. *tsaah. :D

Selanjutnya guling-gulingkan jamur tiramnya, remas-remas, ketruk-ketrukkan.
Terakhir, goreng dalam minyak panas dengan api sedang sampai golden brown.
Sajikan selagi hangat.


Sudah pernah nyoba bikin sendiri? Kalau belum, selamat bereksperimen di dapur, hahaha. ^.^