Showing posts with label blog contest. Show all posts
Showing posts with label blog contest. Show all posts

22 May 2020

Bijak Menggunakan Energi di Rumah

Puluhan tahun silam ketika listrik baru saja dipasang di rumah orang tua saya, bapak mematikan seluruh lampu setiap kali semua anggota keluarga sudah tidur. Beberapa tahun kemudian ketika untuk pertama kali mempunyai televisi, beliau selalu mencabut kabel televisi dari stop kontak. Saya yang kala itu masih SMP selalu protes: "Kenapa, sih, dicabut lagi dicabut lagi kabelnya?"
Saya menggerutu karena setiap kali ingin menonton TV saya harus nyolokin kabel ke stop kontak. Kala itu masih takut banget mau nyolokin kabel tuh. Takut kesetrum.

Bertahun-tahun berlalu, kebiasaan bapak ternyata tidak berubah hingga kini. Saat menjenguk orang tua di kampung halaman, saya akan menemui kebiasaan bapak yang: menyalakan lampu ketika sudah gelap, mematikan seluruh lampu (kecuali lampu luar atau lampu jalan) ketika yang lain sudah tidur, mencabut kabel TV dari stop kontak, mencabut magic com, lalu mematikan lampu saat setelah subuh. Bedanya, kini saya tidak protes atau menggerutu. Saya baru menyadari, ternyata bapak saya dari dulu sangat bijak menggunakan energi terutama energi listrik.

Orang-orang zaman dulu sebenarnya sangat bijak dalam memanfaatkan energi. Seperti dalam memasak makanan. Dulu ada istilah hawu (sundanese) dimana orang-orang memasak makanan. Bahan bakarnya adalah kayu bakar yang dengan sangat mudah didapatkan. Namun dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih, perubahan gaya hidup itu mau tak mau akan mengikuti arus zaman. Kini, peralatan memasak semuanya menggunakan listrik. Seperti rice cooker, kompor, oven. Lalu peralatan rumah tangga seperti mesin cuci, laptop/komputer dan sebagainya.

Penggunaan listrik dari hari ke hari semakin bertambah dan hal ini sulit dikendalikan dengan habit masyarakat modern yang kurang aware dengan persediaan sumber daya energi di bumi.
Masyarakat kurang waspada dengan yang namanya Vampir Listik yang setiap hari (tanpa kita sadari) menggerogoti listrik di rumah kita.

sumber gambar: tercantum pada gambar

Apalagi pada kondisi Wabah Covid-19 sekarang ini, membuat pola aktivitas masyarakat berubah. Hampir seluruh kegiatan dilakukan di dalam rumah. Akibatnya, penggunaan energi listrik dan gas jadi bertambah. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mencatat adanya peningkatan konsumsi listrik rumah tangga dan gas dalam beberapa waktu terakhir selama pandemi.

Bagaimana agar masyarakat bijak menggunakan energi di rumah? Radio KBR membahasnya di podcast Ruang Publik KBR edisi #PerubahanIklim dengan narasumber: ibu Verena Puspawardani ~Direktur Program Coaction Indonesia, dan Andrian Permana ~Penasihat Komunitas Earth Hour

Rekaman dari acara ini bisa Anda dengarkan di KBRPRIME.id : https://m.kbrprime.id/ruang-publik/bijak-pakai-energi-di-tengah-pandemi

sumber gambar: instagram @kbr.id


Pembahasan Bijak Pakai Energi di Tengah Pandemi via video call ini seru dan sangat bermanfaat. Selain penggunaan energi yang meningkat, pada masa pandemi Covid 19 ini ternyata meningkatkan pembelanjaan online juga. hal ini menjadi perhatian karena dalam pengemasannya, belanja online menghasilkan sampah kemasan/pembungkus yang banyak dan tak ramah lingkungan.

Yha.. mau gimana lagi? karena aktivitas masyarakat juga dibatasi, maka masyarakat memilih berbelanja online. Bahkan tercatat, belanja online meningkat 400% di seluruh dunia. Bu Verena mengungkapkan, dalam hal pembelanjaan online bukan pada penggunaan energinya namun lebih ke pengelolaan sampah kemasan packingnya.

Ibu Verena memberikan tips dalam berbelanja online agar tetap bijak dalam :
- beli sekaligus, membeli dalam jumlah yang besar supaya kemasan buble wrabnya hemat
- pengelolaan sampahnya, pilahkan dengan sampah yang organik dan anorganic.

Lebih jauh lagi pembahasannya menyangkut bagaimana menghemat energi dari rumah.

Untuk menghemat energi, hal sederhana yang bisa kita lakukan di rumah yaitu dengan cara mematikan dan melepaskan hubungan listrik dari alat-alat elektronik yang tidak terpakai. Ribet? Memang. Tapi inilah langkah awal yang bisa kita lakukan saat ini supaya bijak dalam menggunakan energi listik di rumah.

Kemudian, ada beberapa tips mudah yang bisa kita lakukan dari rumah untuk menghemat energi, diantaranya:

  • Matikan lampu jika ruangan tidak digunakan.
  • Kurangi penggunaan lampu pijar dan ganti dengan lampu LED yang hemat energi.
  • Penggunaan mesin cuci ketika cucian sudah banyak/sesuai kapasitas dan penggunaan airnya pun sesuai petunjuk.
  • Kurangi penggunaan pengering jika cuaca sedang panas terik.
  • Hindari membuka pintu kulkas terlalu sering
  • Pastikan pintu kulkas tertutup rapat dan isi kulkas secukupnya.
  • Cabut carger laptop ketika baterai sudah 100%
  • Gunakan resolusi display dan brightnes yang rendah
  • Gunakan AC pada suhu yang tidak terlalu rendah dan gunakan timer pada saat tidur sehingga AC tidak menyala terus hingga pagi 


Ternyata banyak hal sederhana dan mudah yang bisa kita lakukan untuk hemat energi, ya. Tinggal kitanya saja yang mulai berdisiplin diri melakukannya.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah penggunaan genting kaca atau membuat foid di rumah supaya cahaya matahari bisa masuk ke dalam rumah. Jika pencahayaan cukup, kita tidak perlu menyalakan listrik pada siang hari. Untuk Anda yang sedang atau akan membangun rumah, sebaiknya pertimbangkan desainnya. Misalnya mengunakan desain skylight sehingga rumah mendapat cahaya matahari yang melimpah, atau minimal penggunaan genteng kaca di beberapa titik rumah.

pic source: popeti.com

Potensi energi Indonesia sebenarnya itu banyak, iradiance matahari yang melimpah karena kita di zona katulistiwa. Lalu potensi angin ( wind turbin, wind tunnel ), walaupun dalam hal pembangkitan angin kita masih belum cukup maksimal. Selain itu, pemanfaatan dari laut diantaranya ocean tidal/tidal power yaitu energi pasang surut air laut dan ocean wave/ocean power yaitu bisa juga disebut energi ombak, PLTMH ( Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ), dan yang paling besar potensinya adalah geotermal karena Indonesia berada pada Ring of Fire.



Kebutuhan listrik setiap tahunnya menunjukkan peningkatan seiring dengan laju pembangunan ekonomi dan bertambahnya jumlah penduduk. Dalam sepuluh tahun terakhir, konsumsi energi final contohnya di Jawa Barat, mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,5% per tahun. Sejalan dengan meningkatnya konsumsi energi tersebut, maka penyediaan energi primer juga mengalami kenaikan. Namun upaya untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri antara lain terkendala oleh ketersediaan infrastruktur energi seperti pembangkit listrik, kilang minyak, pelabuhan, serta transmisi dan distribusi.

sumber gambar: instagram @kesdm
Pemerintah melalui PP Nomor 79 Tahun 2014 telah menyusun Kebijakan Energi Nasional (KEN) sebagai pedoman untuk memberi arah Pengelolaan Energi Nasional guna mewujudkan kemandirian Energi dan Ketahanan Energi Nasional untuk mendukung pembangunan nasional berkelanjutan, ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional yang menjadi rujukan bagi Daerah untuk selanjutnya menetapkan Rencana Umum Energi Daerah. RUED ini yang kemudian menjadi dasar bagi pengelolaan dan pengembangan energi di Provinsi Jawa Barat.
sumber gambar:  pemasangan rooftop PT Sinergi Arthe Azkia

Yang paling memungkinkan adalah penggunaan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) pada gedung perkantoran/instansi dan di rumah-rumah (SHS atau Solar Home System). Pemanfaatan energi terbarukan yang cocok untuk gedung perkantoran adalah energi surya dengan menggunakan modul surya fotovoltaik yang dipasang di atap bangunan (rooftop).

Dengan adanya PLTS Rooftop tersebut, diharapkan dapat mengurangi pemakaian listrik dari PT. PLN yang secara tidak langsung turut mengurangi penggunaan energi fosil. Adapun keuntungan yang diperoleh dari PLTS Rooftop antara lain biaya pengadaan listrik yang lebih murah dari diesel/BBM, mudah perawatan dan pengoperasiannya, mengurangi polusi dan efek rumah kaca.

Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.   


sumber data:
- ESDM Provinsi Jawa Barat
- PT Sinergi Artha Azkia

10 October 2015

Pengumuman Pemenang Giveaway #OOTD Ala Aku

Assalaamu'alaikum...

Hari ini waktunya saya ngumumin pemenang Giveaway pertama saya yang disponsori oleh Baju Korea Wanita, ya manteman.

Terima kasih buat manteman yang sudah ikutan meramaikan Giveaway ini. Semoga dibalas dengan kebaikan yang berlimpah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tulisan peserta giveaway bagus-bagus, tapi karena kenang-kenangannya cuma ada tiga, jadi ada yang dapat dan nggak. Semoga dilain waktu saya bisa menyelenggarakan lagi giveaway dengan hadiah yang lebih banyak.

Di akhir penilaian, saya dan juri satunya lagi -yang nggak mau disebut namanya, sempat kebingungan. Ada lima tulisan yang bikin kami terpukau. Foto OOTD nya juga bagus dan cerita dibaliknya juga keren.
Tapi kami harus memilih 3 diantara ituuuh (Oh My). Saya sampai merenung semalem, berdoa agar pilihan kami nggak salah.

Tapi diluar semua itu, saya yakin manteman blogger nggak akan ada rasa kecewa. Menang ya syukur, enggak ya nggak papa bukan rezeki. Iya kan? kan? kan? :D

Oiya, sebagai rasa penghargaan saya kepada teman-teman semua, saya ijin fotonya untuk dipajang di sini. Dan inilah, foto OOTD yang cakep-cakep bingiits. cekidot





































Tuh kan bagus-bagus semua ^_^, sebenarnya kita itu bisa menjadi diri kita sendiri dengan apa yang kita kenakan. Dan menjadi cantik dengan rasa percaya diri.

Dan yang berhak mendapat kenang-kenangan dari Baju Korea Wanita adalah:

Safira Nisa (@safiranys) : berhak memilih dari ketiga hadiah yang ia suka.
Hilda Ikka (@newHildaIkka)
Istiadzah Rohyati (@istiadzah)

Selamat yaaa untuk kita semua, pemenang akan saya hubungi lewat pesan pribadi.

Untuk yang belum beruntung kali ini, jangan kecewa ya. InsyaAllah mudah-mudahan saya bisa bikin Giveaway lagi.

Best Regards.
dari akuuh yang tangan kanannya lagi keseleo terus ngetik ini pake satu tangan aja~~
(Win, emang penting ya??! -__-) #dziiigh

27 April 2015

Ide Hebat : Outbond dan Kebun untuk Anak-Anak Kurang Mampu

Kegiatan piknik, rekreasi atau tamasya sangat disukai oleh anak-anak. Sepertinya sudah menjadi hal wajib bagi sekolah untuk menyelenggarakannya setiap akhir tahun pelajaran. Di wilayah sekitar tempat tinggal saya, memang sudah banyak tempat-tempat wisata alam (anda bisa searching sendiri di Google) yang berada di kawasan Cimahi-Bandung. Namun lihat harga masuknya atau biaya paket outbond-nya. Kalau untuk kalangan ekonomi bawah, ya bikin eungap (*”susah napas”). Alhasil, wali murid TK harus menabung dari awal tahun pelajaran yang kemudian pada akhir tahun bisa digunakan untuk berpiknik. 

Dari sekian ratus jumlah sekolah Taman Kanak-Kanak/Paud/TPA/RA di Kota Cimahi, rata-rata memilih untuk pergi piknik plus ada kegiatan outboundnya. Ini untuk kalangan ekonomi menengah - atas. Nah, bagaimana untuk yang ekonomi bawah. Mereka memilih ke kolam renang yang dekat-dekat saja dengan biaya yang masih terjangkau.

Berangkat dari hal itu, saya jadi kepikiran sebuah ide untuk membuat sebuah tempat piknik berbasis outbond dan kebun sayuran. Sehingga anak-anak yang orang tuanya tidak mampu membayar biaya tempat outbond bergengsi, bisa tetap merasakan sebuah kesenangan dengan biaya murah. Selain itu, anak-anak bisa belajar menanam sayuran dan mengenal jenis-jenis sayuran langsung dari kebun –kalau di sekolah belajar mengenal sayuran hanya lewat gambar.

Kondisi Medan

Jika saya gambarkan secara naratif, tempat tinggal kami adalah sebuah gubug kayu ‘rumah panggung’ yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 1000 meter persegi. Kalau tanah seluas ini berada di tengah kota, bisa dibuat kos-kosan dan menghasilkan pasif income yang akan mengalir terus.
Gubug yang menghadap ke arah selatan ini berada di wilayah Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat. Jadi kalau saya berdiri di teras rumah, akan terlihat city view Kota Cimahi yang cantik. Udaranya masih sejuk/dingin karena jauh dari kawasan industri dan tanahnya subur. Jika anda jalan lagi ke atas dari tempat tinggal saya, akan banyak sekali ditemui kebun-kebun sayur dan tanaman produktif.

Di depan rumah ada bangunan bekas material kayu yang dulunya menerima pembuatan kusen. Di samping rumah, adalah lahan kosong yang lumayan luas, namun dipenuhi rumput yang tumbuh menjulang tinggi.

Dibelakang rumah adalah tanah milik AURI yang dimanfaatkan untuk perkebunan sayur seperti brokoli, sawi, dll. Di samping kiri rumah, adalah jalan aspal mulus yang sarat dengan kendaraan bermotor. Jadi walaupun di gunung, tapi sudah ramai.

Yang jadi sorotan permasalahannya adalah rata-rata murid TK itu sangat suka jika diajak belajar di luar ruangan, seperti olahraga, berkebun, jalan-jalan, dsb. Karena saya pernah mengajar di TK/PAUD jadi ingin menyediakan fasilitas untuk anak-anak ini bisa belajar dan bermain di luar ruangan dengan murah dan aman. Setiap liburan semester atau kenaikan kelas, bisa dijadikan alternative untuk orang tua yang kurang mampu. Saya kasihan jika melihat wali murid yang kurang mampu dibebani dengan biaya besar hanya untuk piknik sehari saja. Itu.

Langkah-Langkah yang akan saya kerjakan

Pertama,  membesihkan tahan dari rumput liar yang telah memenuhi sebagian besar lahan. Ini harus punya budget sekitar 200-250 ribu sebulan untuk menyuruh orang membersihkan rumputnya.

Kedua, material kayu yang terbengkalai. Sayang sekali kalau dibiarkan begitu saja. Padahal kalau saja ada seorang tinker yang punya alat-alat pertukangan, pasti kayu-kayu ini sudah jadi barang yang berguna. Seperti bapak saya yang tiap ke sini pasti membuat barang-barang seperti meja belajar.

Ketiga. Berangkal yang disimpan sama orang di halaman depan ini sangat mengganggu pemandangan, kan? Coba ini disulap dibikin sesuatu atau apalah gitu.

Kayu-kayu bekas dan rumput liar.


Ide dan Keinginan

Beberapa waktu lalu, kami (saya dan suami) berencana membuat semacam ‘rumah kaca’ yang akan ditanami bermacam-macam tanaman, dari sayur-mayur sampai tanaman obat. Tapi, keinginan tinggal keinginan. Suami saya banyak kegiatan juga selain kerja. Jadi, belum terwujud keinginan itu sampai sekarang.

Nah, berhubung putuputrayasa.com sedang mengadakan lomba ide hebat, jadi saya mengembangkan ide dari ide menanam sekadar untuk keperluan pribadi menjadi sebuah idehebat yang bisa jadi peluang usaha juga untuk kami.

*drum rol*

Daaaan, ini dia idenya.

Menjadikan lahan dan tempat tinggal kami sebagai sebuah kebun dan tempat outbond untuk anak-anak TK (Taman Kanak-Kanak). Disamping itu, teras rumah kami bisa dijadikan semacam taman bacaan atau perpustakaan kecil.

Tempat outbond sekaligus wisata kebun, petik-petik buah stroberi, atau berocok tanam di daerah Bandung sendiri sudah banyak. Skalanya pun bukan lagi ecek-ecek tapi pengunjungnya kebanyakan juga dari luar kota seperti Jakarta. Dan harga tiket masuknya pun untuk kalangan ekonomi menengah ke atas.

Keinginan saya adalah menyediakan fasilitas outbond untuk anak-anak dan kebun untuk belajar mereka bercocok tanam. Dengan biaya yang murah. Karena segmen pasar yang ingin saya masuki adalah kalangan menengah ke bawah, jadi anak-anak dari sekolah TK di sekitar sini, bisa sering-sering outing atau belajar di luar kelas.

Outbond

Mempersiapkan Tempat Outbond
Langkah pertama adalah membersihkan tanah dari rumput-rumput yang tumbuh menjulang tinggi itu. Ini pasti butuh beberapa hari. Mungkin sekitar satu minggu-an. Waah, kalau gitu budgetnya nggak cuman 250 ribu dong, ya. Katakanlah 2 orang yang mengerjakan. 2 x 7 hari x 50.000 = 700.000 rupiah. Hmm
Kemudian membagi area-area untuk menentukan jenis game apa yang bisa dimainkan oleh anak-anak.

Menentukan Jenis-Jenis Game
Untuk anak usia 4-7 tahun banyak permainan yang bisa kita pilih. Jenis permainannya juga yang termasuk low game atau yang hanya have fun dengan sedikit tantangan. Beda dengan outbond dewasa yang lebih banyak tantangannya. Game yang bisa saya pilih atau yang bisa dikondisikan, antara lain :
- Snake Balloon
- Guiding Blind
Mencari Harta Karun
- Menangkap Ikan
-          Dan lain sebagainya
Untuk detail permainannya, ada di sini.

Menyiapkan Peralatan Outbond
Untuk menyiapkan peralatan dan perlengkapan outbond bagi anak-anak, bisa dilakukan setelah menentukan apa saja jenis permainannya. Misalkan seperti Menangkap Ikan, yang disiapkan adalah kolam buatan, ikan-ikan kecil dan alat penangkap ikan. Untuk Snake Balloon , yang perlu disiapkan hanya balon dan pompa saja.
Peralatan outbond bisa dipersiapkan secara insidental saja. Karena peralatan yang dipakai selain murah juga mudah didapatkan.

Nah, jika sudah maka hal yang akan dilakukan adalah promosi. Promosi dilakukan ke sekolah-sekolah TK/PAUD/TPA/RA di sekitar wilayah Cimahi. Karena saya pernah mengajar jadi saya bisa menyebarkan ini ke teman-teman sesame pendidik di HIMPAUDI.

Pertanyaannya, seberapa besarnya tempat outbond ini nantinya dalam menyaingi tempat-tempat rekreasi berbasis alam yang sudah besar? Saya tidak berniat menyaingi, karena tempat outbond ini ditujukan untuk kalangan menengah ke bawah, jadi segmen pasarnya juga berbeda dengan tempat outbond kalangan atas. Itu.

Kebun Kecil


Untuk menunjang mereka belajar, kami harus menyiapkan hal-hal seperti :
Menentukan jenis tanaman apa yang mudah dipelajari oleh anak usia TK ( 4-7 tahun).
Membuat rumah kaca sederhana sebagai tempat penyemaian bibit.
Mengolah tanah sehingga siap ditanami bibit.
Menyediakan tempat untuk pembuatan pupuk kompos, sehingga anak-anak bisa melihat dan belajar juga, kalau sampah juga bisa dijadikan pupuk.

Perpustakaan Mini

Perpustakaan mini ini memang tidak bernilai bisnis. Semata digunakan untuk istirahat saat anak-anak lelah dan ingin membaca. Perpustakaan mini ini bisa memanfaatkan sedikit ruang di teras rumah dan buku-buku anak koleksi pribadi. 


Bisa diakali dengan menggelar karpet seperti ini. Kemudian menata buku-buku di rak-rak yang bisa dibuat sendiri.




Saya masih berpikir, cukup atau tidak tanah seluas 1000 meter persegi ini dijadikan tempat seperti itu? Sepertinya saya harus konsultasikan hal ini dengan seorang teman ahli perencanaan.

Kemudian, untuk merealisasikan ide saya ini, kami pasti membutuhkan investor. Karena tidak mungkin hanya dengan modal kami sendiri. Jadi, kami harus mencari dana bantuan dan atau investor dengan visi-misi yang sama.

Semoga keinginan ini bisa terealisasikan segera.


Tulisanini diikutsertakan dalam lomba #IdeHebat 

PS : Jika ada masukan atau saran, sila tulis di kolom komentar. Terima kasih.

08 February 2015

Jalan-Jalan ke Kota Bersama Daihatsu Sirion

Sejak bisa menyetir kira-kira dua tahun yang lalu , suami saya, jadi suka banget ngajakin saya dan anak-anak jalan-jalan pake mobil (*jalan-jalan pake mobil?)
Mau ke rumah nenek naik mobil, cuman mau ke ATM naik mobil, bahkan mau ke swalayan juga naik mobil. Katanya, biar mudah bawa barang belanjaan. Iya juga sich, kalau naik motor rempong bawanya, ciiinn.

Okelah, namanya juga baru bisa nyetir. Jadi masih seneng-senengnya. Masalahnya, kalau ke rumah nenek, kita harus melewati gang sempit berbelok yang cuma muat dilewati satu mobil saja. Kebayang nggak kalau jadi saya yang duduk di samping supir, asli "sport jantung" !. Deg-deg plasss dech pokoknya. Udah ya jalanan sempit, berasa mau nyerempet karena mepet banget sama tembok rumah orang atau kalau-kalau roda mobil masuk got. Saat jalannya belak-belok agak susah juga karena mobil yang kami tumpangi body-nya lumayan lebar dan panjang.

Jadi kebayang kalau pake Daihatsu Sirion. dech. Mobil model hatchback aka city car ini dengan body-nya yang ramping -lebar 1,665 meter, pasti lancar jaya kalau lewat jalanan sempit.

Performance Sirion ( pic source )

tampak belakang ( pic source )
Bagi keluarga muda seperti kami, jalan-jalan bersama keluarga kecil adalah hal wajib. Minimal dua minggu sekali pergi ke pusat kota Cimahi / Bandung untuk refreshing. Refreshing kok ke kota?? Fyi, rumah saya berada di pelosok desa daerah pegunungan yang sejuk dan adem. Agar tidak jenuh harus ke kota untuk sekedar ke taman bermain misalnya, atau ke pusat perbelanjaan untuk cuci mata. :p ( kami kemudian menyebutnya 'turun gunung' )
Melewati jalan-jalan di kota Cimahi dan Bandung yang sering macet, naik Sirion pasti masih bisa selap-selip. hohoho

Apalagi kemampuan menyetir suami saya yang makin hari makin lihai saja. Makin nyaman buat saya dan anak-anak sebagai penumpang. Sekarang sudah nggak sport jantung lagi. Terus terus Daihatsu Sirion ini bisa memuat 4-5 orang penumpang. Tuh kan pas banget dengan keluarga kecil saya yang berjumlah empat orang. Masih bisa nambah satu lagi buat adeknya Akram kelak. :D
*kemudian berdoa sepenuh hati* >_<

Interior Daihatsu Sirion ( pic source )
 Suamiku bilang : "Oke juga Sirion ini. Tapi, kita kalau pergi-pergi selalu banyak barang bawaan kayak bantal, selimut, baju dan mainan anak-anak. Mau disimpan dimana?"

Tenang, Bi. Di bangian belakang masih ada space buat kita naro barang bawaan. *Lalu saya segera kasih liat fotonya. (Udah kayak sales promotion girl aja, wuahaha)

muat buat naroh selimut dan koper ( pic source )
Atau bisa dilipat supaya lebih luas seperti ini.

anak-anak bisa tiduran di belakang ( pic source )
Wah, senengnya kalau punya mobil kayak gini. Bisa diajak jalan-jalan keliling kota.

Jadi pengin banget merasakan sensasi slalom bersama Daihatsu Sirion. Meskipun belum bisa nyetir, kan ada suamiku yang selalu siap sedia menjadi sopir pribadi. hihihi