26 August 2015

Fasting Therapy


“Makanlah ketika lapar dan BERPUASALAH ketika SAKIT”

Dari dulu, kita dicekoki dengan kalimat : Makan tiga kali sehari, pagi siang dan malam. Jadi, sampai sekarang sebagian orang berpola seperti itu. Iya gak? Iya, khaan? Saya juga gitu… hahaha

Tapi, sejak beberapa waktu yang lalu (gak jelas mulainya kapan) , saya sudah menerapkan makan teratur. Makan teratur di sini bukan makan pagi jam 6, makan siang jam 12, dan makan malam jam 7 malam. Bukaaan. Tapi makan ketika sudah merasa lapar. Itu.
  Iya… mengingat berat badan yang semakin bertambah, hadeeeh

Mengapa Manusia Butuh Puasa?

Di zaman modern dan serba instan, kita gak akan pernah luput dari berbagai racun yang masuk ke dalam tubuh kita. Saking banyaknya, kita gak sadar bahwa makanan yang kita makan banyak sekali mengandung toksik. Bagitu banyak perasa, pewarna, dan pengawet. Atudaaa, gimana yaa… sangat susah sekarang menghindari yang namanya penyedap. Kalaupun di rumah bolehlaah gak pake penyedap, ta tapi kalo makan di luar... -_- 

Maka dari itulah Allah mewajibkan umat muslim berpuasa, agar zat-zat yang meracuni tubuh dapat dikeluarkan.

Banyak alasan dan latar belakang orang melakukan puasa,

Puasa Agama
Hampir semua agama yang ada di dunia ini mengenal dan mewajibkan penganutnya untuk berpuasa. Umumnya, berpuasa karena perintah agama dengan tujuan penyucian jiwa.

Puasa Ekonomi
Dulu waktu jadi anak kost, hidup sebatang kara tanpa sanak saudara (ini udah berlebihan bahasa nya) saya sering puasa karena gak punya duit. Hahaha
Begitulah alasan berpuasa. yaa karena memang gak ada yang dimakan.

Puasa Sosial
Ini puasa karena empati. Agar dapat merasakan gimana rasanya lapar dan hausnya orang-orang miskin yang kelaparan dan serba kekurangan.

Puasa Politik
Berpuasa untuk protes kepada pemerintah agar suara dan aspirasi didengar. Kita menyebutnya aksi mogok makan .Itulah contoh puasa politik.
Kalo dulu waktu kecil, saya juga pernah gak mau makan karena minta dibeliin sesuatu, gak juga dikasih. Politik anak-anak. 

Puasa Tren
Puasa karena trend dan gaya hidup umumnya untuk selalu menjaga berat badan agar tetap ideal.

Puasa Kesehatan
Alasan lain orang berpuasa adalah karena kesehatan. Kita meyakini bahwa dengan berpuasa tubuh akan tetap sehat.

Puasa Hajat
Dalam masyarakat adat, ketika akan melaksanakan suatu hajat besar beberapa hari sebelumnya melakukan puasa terlebih dahulu. Ini diyakini agar hajat akan berlangsung dengan lancar.

Fasting does not cure any disease, but provides an opportunity to the body to heal it self

Walaupun banyak teori yang mengatakan puasa mampu mengobati berbagai penyakit, namun sebenarnya gak gitu lhoh. Puasa bukan mengobati penyakit. 

Nah lhoh, katanya puasa bisa mengobati penyakit.
Sebentar, jadi gini. Puasa memberikan kesempatan kepada tubuh untuk beristirahat dari rutinitas pekerjaan mengolah makanan dan minuman setiap harinya. Sehingga energy yang biasa digunakan oleh tubuh dalam bekerja mengolah makanan, akan digunakan untuk melakukan perbaikan-perbaikan kerusakan tubuh.
S
aat berpuasa, tubuh mengalami detoksifikasi secara alami. Tidak adanya makanan dalam lambung, membuat organ seperti hati dan limpa “membersihkan diri”. Racun yang dibuang 10 kali lebih banyak.Jadi proses penuaan pun bisa dihambat sementara.

Catet : Bila kita melakukan puasa dengan benar, wajah kita akan tampak lebih berseri.

*wink wink* 

Nulis ini, sebagai reminder juga buat diri saya sendiri. Jadi bersemangat mau rajin puasa lagi.
This entry was posted in

24 August 2015

Where Are You Going To ?

Where Are You Going To ?
Do you know where you’re going to ?
Do you like the things that life is showing you ?
Where are you going to ?
Do you know ?
Do you get what you’re hoping for ?
When you look behind you there’s no open door
What are you hoping for ?
Do you know ?

Tulisan di atas adalah sebait syair yang disenandungkan oleh Diana Ross, yang sekarang dipopulerkan kembali oleh Mariah Carey dan Jennifer Lopez. (sila googling)

Pertanyaan yang diajukan oleh syair lagu ini kurasa sangat mendasar. Pertanyaan yang mempertanyakan kembali , apa yang hendak dilakukan dalam hidup kita? Apakah kita ingin tetap berada dalam keadaan kita yang sekarang (ini sih khusus saya yang masih begini-begini saja) tanpa perubahan yang berarti dari tahun ke tahun, atau kita ingin selalu berubah dan menjadi lebih baik dan lebiiih baiik lagi? Tentunya, pertanyaan ini jawabannya ada pada diri kita sendiri.

Untuk berubah, tantangannya memang sangat besar, dan kita sering tidak kuat menghadapi tantangan itu. Padahal, dengan adanya tantangan itulah yang membuat kita akan menjadi semakin kuat dan lebih baik.

Membangun kebiasaan baik itu sulit luar biasa, contoh sederhananya saja bangun pagi, olahraga rutin setiap pagi, makan makanan yang sehat saja. Tantangannya sungguh luar biasa, saya sendiri seringnya berhenti di tengah jalan. Namun begitu sadar untuk kebaikan diri sendiri, saya akan bangkit lagi dan mencoba lagi. Walaupun berkali-kali gagal lagi -  gagal lagi…

Berbeda dengan mengubah kebiasaan buruk menjadi baik, ketika akan mengubah kebiasaan baik menjadi buruk itu sangatlah mudah.

Semua tergantung Niat dan Keinginan

Ingatkah manteman hadist Arbain yang ke 1?
“Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niat dan setiap orang mendapat balasan amal (perbuatan) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang berhijrah hanya karena Allah dan RasulNya maka hijrahnya itu menuju Allah dan RasulNya. Barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ingin dia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia inginkan.”

Oke, ini memang soal keyakinan. Tapi kita bahas saja dalam konteks keseharian saja.

Perubahan diri kita diperuntukkan kepada siapa? Untuk dipandang atau dipuji orangkah? Untuk perusahaan atau pekerjaankah? Atau untuk tujuan yang lebih besar dari itu? Semua orang seharusnya berpikir –berniat untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Tapi pada kenyataannya tidak semua orang bisa melakukan hal itu. Yang membedakannya hanyalah keteguhan masing-masing orang untuk mencapai tujuannya. Orang yang teguh dan berani mengambil resiko untuk berubah itulah yang akan mendapat kesuksesan. ( Teori banget, tapi emang kenyataanya gitu ,kan? )

Aku mah masih berusaha, masih membenarkan niat, menguatkan azzam, dan mengumpulkan keyakinan agar terus bisa berubah lebih baik secara menyeluruh.

Agar hasil dari niat kita untuk berubah optimal, maka kita harus mendapat dukungan dari orang-orang di sekitar kita, baik itu keluarga maupun komunitas.

Berbuat yang terbaik semampu kita. Pernghargaan, keberhasilan, dan semuanya hanya efek yang kita dapatkan jika kita sudah melakukan yang terbaik.

Semua harus diperjuangkan dan dijemput. Siapkah kita berjuang untuk menjemputnya?
Jawaban itu ada dalam diri kita masing-masing.

Berubah tidak harus menunggu saat tahun baru 1 Januari atau 1 Muharam. tapi SEKARANG.


Ayo, Win, ubah niat, kuatkan azzam, dan berbuatlah yang terbaik. InsyaAllaah semua akan indah pada waktunya.


This entry was posted in

08 August 2015

Belajar Merajut (2)

Lima bulan lalu, saya mulai tertarik belajar merajut. Awalnya sih gak kebayang bakalan bisa bikin benda dari gulungan benang. Cerita pertama kali saya belajar bikin tas rajut ada di sini . 

Sebulan saja belajar, saya sudah merasa bisa. sombong banget, hihihi, padahal nama-nama tusuk dalam merajut juga kagak hafal semua, apalagi kode-kodenya, apalagi membaca polanya, apalagi... apalah apalah. *jedotin kepala ke bantal*

Kayak gitu kok dibilang bisa, cuih. 

Orang normal kalau mau bikin benda rajutan harus pake/baca pola, lha kamuh?? 
Oh well, Selama lima bulan ini, saya bikin tas rajut cuma mbayangin aja gimana hasil akhirnya. Lalu mulai mengira-ira ini pake tusuk apa. Segimana panjangnya juga masih dikira-kira, sekian tusuk untuk sekian centimeter. Gak jarang karena kurang cermat menghitung, rajutan jadi nggak karuan bentuknya. Petat-petot gitu lah. Walaupun sudah lebar, saya bongkar lagi agar rapi dan hasilnya bagus.
Sepertinya mulai detik ini, emang harus belajar baca pola. Dan... BIKIN POLA SENDIRI.

Kata orang dari hobi bisa mendatangkan rezeki....

Baru lima bulan emang, dan saya sudah berani bilang : "Oke fix, saya hobi merajut." 
Setelah sebelum-sebelumnya memilih hobi membaca, menggambar, nonton drama Korea, makan, dan tidur. ckckck

Dan dari hobi saya yang satu inilah, Alhamdulillah saya bisa dapetin uang jajan sendiri. 
Beberapa teman yang tahu kalau saya suka merajut, minta dibikinin benda rajutan kayak syal, baju, sepatu bayi, bahkan baju. Yang terakhir itu saya gak sanggup, saya sarankan mending beli jadi aja baju rajutan, banyak kok dan harganya lebih sedikit dibanding kalo handmade. :)) 

Sementara ini, saya baru bisa bikin tas doang. Dan saya mau pamer. hahaha.

Tas ini, gak tau kenapa jadi banyak yang pesen. Jadi favorit, mungkin, karna warnanya? atau bentuknya ya?
Bandul/ gantungannya berbeda-beda dari beberapa yg pesen.
Dua lagi yang beda warnanya belom jadi.

Tas yang satu ini hasil imajinasi saya atas pesanan temen yg menginginkan tas yang bentuk bagian bawahnya melengkung (enggak kotak), talinya panjang dan bisa dipanjang-pendek, pake resleting dan juga kancing magnet.
Dipilih warna cokelat tua dipadukan cokelat muda/emas karena biar bisa dimecingkan dengan baju apa aja.
Simple dan elegan. 

Kalau yang ini tas hape, ukurannya seukuran hape jaman sekarang.
Kalau main kemana dan bajunya pas gak ada kantongnya, atau takut hapenya cepet rusak kalo ditaruh di saku celana atau lagi males bawa tas, saya pake ini aja. ;) 

Ini seperti yang pertama saya bikin, cuman beda warna doang.

Ya, saya tahu ini belum apa-apa. Seujung kuku juga belum. Tapi banyaknya semangat yang diberikan teman-teman, saya akan terus belajar merajut agar bisa membuat macem-macem rajutan cantik dan keren kayak di foto-foto yang bertebaran di internet ituh.