12 September 2018

Mencegah Bayi Kolik

Yeaaa, akhirnya saya bisa update blog lagi. Kali ini saya mau berbagi cerita aja tentang bagaimana mencegah bayi kolik. Dari pengalaman dengan tiga anak, kalau saya menulis tips semacam ini sudah bisa dipercaya sama ibu-ibu dan bapak-bapak sekalian sahabat pembaca, kayaknya. hehe

mencegah bayi kolik


Sedikit cerita, waktu anak pertama, dulu saya masih minim sekali akses informasi. Internet belum seperti sekarang sehingga bahan bacaan saya kurang banyak. Anak pertama, dulu pernah mengalami kolik. Eh, sering malahan ( duh lupa-lupa inget).

Bayi saya menangis lama tanpa saya tahu penyebabnya. Bingung karena nggak ada sebab, ujug-ujug nangis kejer. Kejadiannya lumayan sering dan itu berhasil membuat saya panik dan stress. Saking kesal dan tertekan saya sampai mukul-mukul bantal sambil nangis.
Lol

Waktu itu saya berpikir, ternyata nggak mudah jadi orang tua. Nggak mudah mengurus bayi baru lahir, bla bla bla... Untungnya, rasa panik dan putus asa yang saya alami enggak lama karena punya partner(suami) -yang walaupun cuma beda usia 1 tahun- bisa saling membantu menjaga dan mengurus bayi. Waktu itu kami sama-sama masih muda, 21 dan 22 tahun saat anak pertama lahir.

Sementara saat anak kedua, kolik juga pernah terjadi namun hanya beberapa kali saja. Saya lupa pastinya kejadiannya waktu bayi berusia berapa bulan. Yanh pasti waktu Akram masih kecil. Waktu itu, saya belum terlalu mahir mencegah kolik. Kabar baiknya, saya sudah bisa menangani kolik dengan baik. Saat itu, sudah nggak panik dan stress lagi saat menghadapi bayi menangis terus. Yups, kuncinya dulu ya, jangan panik saat anak nangis kejer. Mulai dengan me-manage diri untuk tetap tenang. :)

Dan... untuk anak ketiga ini, Alhamdulillah banget belum pernah sekalipun bayi saya rewel di malam hari, belum pernah sekalipun menangis lama. Alhamdulillah sekali, kali ini saya lebih santai dan tenang mengurus bayi (enggak panik-an) dan mungkin karena pengalaman juga dan terus menerus belajar, meng-upgrade ilmu, kali ini bisa mencegah bayi kolik. (*sombong, hahaha)

Agar kolik tidak terjadi pada bayi, ada beberapa upaya yang saya lakukan. Diantaranya :

1. Segera respon saat bayi mulai menangis

Bayi menangis tuh bermacam-macam sebabnya. Bisa karena lapar, popoknya basah, gerah, tidak nyaman, dll. Karena hanya dengan cara itu bayi berkomunikasi dengan orang tuanya. Jika kita perhatikan, lama-lama kita akan tahu dengan sendirinya bahwa "nada" saat bayi menangis tuh berbeda-beda. Keahlian ini akan bertambah semakin bertambahnya pengalaman. aseeek

Baca juga : Arti Tangisan Bayi

Jadi, segera respon sesuai apa yang bayi butuhkan. Jangan ditunda! Misalnya, ibu sedang masak, lalu bayi menangis. Namun ibu tetap meneruskan pekerjaan memasak dengan alasan kagok/tanggung sebentar lagi selesai. Jangan biarkan bayi menunggu, ya Bu.

Siapa nih buibu yang pernah kayak gini?

2. Memijat bayi secara berkala

Ibu-ibu muda sekalian, sudah belajar bagaimana pijat bayi sendiri di rumah atau belum, hayo? Yuk mulai sekarang belajar. Sekarang akses informasi tuh luas banget. Kita bisa belajar dari youtube atau dari bidan secara langsung.
Kuasai cara memijat bayi agar bisa memijat bayi di rumah tanpa harus memanggil paraji/tukang pijat bayi.

Dari sekian gerakan pijat bayi, semuanya penting, namun yang bisa mencegah bayi kolik adalah pada bagian pijat perut dan gerakan bersepeda. Pijat perut dengan pijatan I Love U.

Yang saya lakukan pada anak ketiga saya ini yaitu setiap habis mandi, saya selalu memijat ringan seluruh tubuh bayi terutama pada gerakan I Love U pada perut dan gerakan bersepeda pada kaki. Gerakan ini katanya bisa mengeluarkan udara dari dalam perut dan membuat perut bayi nyaman.

3. Sendawakan bayi setelah menyusu

Uw uw uw, ini nih yang dulu saya anggap susah waktu anak pertama. Kebayang nggak sih, bayi baru lahir ditangkupin di dada? Ngeri gimana gitu. Practice make perfect. Semakin banyak latihan, kita akan semakin mahir dan percaya diri.

Setelah menyusui, gendong bayi dengan meletakkannya di dada atau pundak. Gak usah takut-takut menggendong bayi dengan posisi ini, ya. Lalu tepuk pelan atau usap-usap punggungnya. Beberapa saat kemudian bayi akan bersendawa. Menyendawakan bayi setelah menyusu juga bisa mencegah bayi gumoh/muntah.

Kalau dulu, waktu anak pertama, saya dibilangin bahwa gumoh itu wajar/hal biasa/nggak papa. Ya emang nggak papa sih, tapi kan sayang banget ya, ASI yang sudah diminum sama bayi, langsung dikeluarkan lagi. Yang tadinya ASI akan diserap tubuh untuk pertumbuhannya, jadi nggak jadi. Makanya bayi susah naik berat badannya salah satunya karena sering gumoh.

Oiya, katanya, kolik juga bisa saja terjadi karena susu formula, lho. Bisa karena "tidak cocok" atau penggunaan dot yang bikin perut si bayi jadi kembung. Tapi saya tidak mengerti hal ini lebih jauh sih, soalnya belum pernah mengalami (ketiga anak saya minum ASI semua). Kalaupun pake dot, isinya adalah ASIP (ASI Perah). Dan saya menggunakan dot yang didesain khusus sehingga bisa mencegah kolik.

Baca juga : Dot Anti Kolik

4. Jangan Memantang Makanan

Jangan memantang makanan. Kecuali pada kasus ibu yang mempunyai alergi dan ibu pengidap penyakit tertentu sehingga harus diet jenis makanan tertentu. Busui ini memang harus dipantang karena jika mengkonsumsi jenis makanan penyebab alergi justru menyebabkan masalah pada kesehatannya.

Pada saat menyusui anak kedua - ketiga ini, jujur, sebenarnya saya enggak ada pantangan makanan sama sekali. Alhamdulillah malah jutru si bayi enggak sensitif terhadap bahan makanan. Saya masih memakan seafood padahal dulunya alergi seafood. Saya juga makan sambal, rujak, dll. Bahkan saya sudah memakan jengkol, lho. Apa nggak kenapa-napa tuh? Nggak kenapa-napa. Cuma ya itu tadi, atur porsinya aja.


Demikian yang bisa saya bagi tentang pengalaman bagaimana mencegah bayi kolik. Semoga bermanfaat ya. Yuk mari sama-sama belajar, saya juga masih terus belajar kok.

Semangat terus belajar ya ibu muda.
Cheers :)

0 komentar:

Post a Comment

Hai, terima kasih sudah membaca dan berkomentar. :)
Mohon maaf komentar dimoderasi karena banyak spam yang masuk.