24 July 2019

11 Tahun Anniversary

13 Juni 2019

Selepas senja ...

Aku berdua Abudi tengah duduk-duduk santai di emperan rumah. Menikmati hembusan angin malam yang menentramkan.

Aku menghela napas

"Kenapa?" katanya

"Mungkin aku hanya lelah saja."

Aku kembali menghirup dalam-dalam sepoi angin malam ini. Merasakannya menelusup melalui hidung lalu menyebar ke sekujur tubuhku.

Suara tiga bocah terdengar riuh dari dalam rumah. Tiga malaikat yang Allah kirim untuk membahagiakan kami. MasyaAllah tabarakallah...

Dari toa masjid, terdengar alunan merdu Al-Qur'an pertanda sebentar lagi adzan Isya'.

Aku menyandarkan kepalaku ke pundaknya.

"Seandainya aku mati muda, apakah kau akan menikah lagi?" kalimat itu tiba-tiba meluncur dari bibir ini.

Abudi diam.

Dia tahu aku hanya sedang gundah dan dirundung gelisah. Ia melingkarkan tangan kirinya ke bahuku.

Ia menghela napas pelan. Lalu mengusap rambutku.

"Hei... sudah berkali ku bilang. Aku itu korban kekejaman ibu tiri. Walaupun kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kelak kemudian hari, satu yang mau aku tegaskan; aku tak ingin anak-anakku mempunyai ibu-tiri seperti yang aku alami. Kau sudah tahu semua kemalanganku karena punya ibu tiri. Sebaik-baiknya ibu tiri, pasti lah berbeda perlakuannya dibanding ke anak kandung."

Aku meringkuk di ketiaknya. Menghirup wangi tubuhnya yang segar. Aku suka.

#11TahunAnniversary

0 komentar:

Post a Comment

Hai, terima kasih sudah membaca dan berkomentar. :)
Mohon maaf komentar dimoderasi karena banyak spam yang masuk.