05 December 2017

Agar Usaha Ritel Sukses Seperti Alfamart

Di warung bakso, ketemu sama penjual yang cuek (ketika masuk warung enggak disapa sama sekali), lalu dilayani sama pramusajinya yang nggak tersenyum, cemberut melulu mukanya. Kami yang mau makan dan selama makan kan nggak enak jadinya. Mana pelayanannya lama. Gak akan lagi balik ke warung bakso ituh.
Terus kami berbisik-bisik : "Mereka perlu ikut managemen retail, nih."
Ini karena kami (blogger Bandung) habis menyimak pelatihan tentang 'Managemen Retail' yang diadakan Alfamart nih. Jadi kita-kita pada ngomong gitu. :)

Sama halnya saat kita membeli sesuatu di sebuah warung. Pas nemuin penjualnya jutek, enggak ramah, seringnya kita akan mbatin "Ih, si ibu/bapaknya judes banget sih."
Lalu (kalau saya sih) enggak akan kembali untuk membeli di warung tersebut.

Jumat (24/11) saya ikut menyimak pelatihan Manajemen Ritel yang diadakan di Kantor Alfamart di Nanjung, Kota Cimahi. Pas kebeneran deket sama tempat tinggal. Pesertanya para pemilik UMKM. Ada sekitar 30 pemilih usaha retail yang hadir.



Usaha ritel(retail) a.k.a eceran adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Organisasi ataupun seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut pula sebagai pengecer.

Contoh usaha ritel : Alfamart, Indomaret, Yomart, Matahari, Hypermart, Kcircle, 7eleven, dll. warung sayur dan pedagang bakso/makanan juga termasuk ritel.

Pelatihan hari itu diisi oleh bapak Yogie Septiyana Rochman -Branch Trainer PT. Sumber Alfaria,Tbk.



Diantara pembaca blog ini, mungkin ada yang jadi penjual retail? Jika teman-teman ingin belajar dari kesuksesan Alfamart, berikut ini hal-hal yang mesti kita lakukan agar usaha ritel kita bisa sukses dan bertahan lama :

1. Pelayanan yang Baik

Pernah datang ke Alfamart? Setiap ada pembeli yang masuk, selalu disapa dengan ramah kan? Biasanya kasir selalu mengucapkan : "Selamat datang di Alfamart."
Nah ini ngaruh juga lho sama psigologi pembeli. Jadinya pembeli akan merasa nyaman. Ya, kalau di warung kebutuhan pokok sehari-hari semacam warungnya Pak Lurah, ya nggak segitunya. Cukup disapa : "Mangga', Jang/Neng/Bu/Pak. Bade meser naon?" (Silahkan, Mas/Mbak/Bu/Pak. Mau beli apa?"
Kata pak Yogie, pelayanan yang baik mendatangkan keuntungan (profit) untuk perusahaan dan kesejahteraan karyawan.
Harapan pembeli kepada pedagang:
- Pedagang menyapa pembeli
- Pedagang mengucapkan 'Terima Kasih' setelah selesai melakukan transaksi.
- Kebersihan produk dan lingkungan yang bersih
- Pedagang tersenyum ramah
- Pedagang memahami pengetahuan tentang produk dengan baik
- Bersedia membantu dengan senang hati

2. Penataan Barang 

Kalau kita datang ke warung yang penataannya amburadul, tentunya akan membuat bingung kan ya? Sabun dan makanan jadi satu, campur-aduk nggak karuan, jadi ragu-ragu mau belanja di warung tersebut. Coba kita belajar dari Alfamart dalam menata barang :
- Merk produk menghadap ke depan
- Usahakan tidak mendisplay barang yang sama
- Tata dan atur barang agar terlihat penuh
- Cek tanggal kadaluarsa
- Barang yang dipajang terlihat oleh pembeli
- Jaga kerapihan penataan barang

pic source : tulisbaca.com


3. Mengenali Produk

Meniru dari Alfamart, megenali produk yang kita jual itu meliputi :
- Kemasan : pembungkus produk seperti kardus, botol, tetrapack, dll
- Jenis : baha dasar produk seperti cari, batang, krim, gel, sprey, dll
- Ukuran : Satuan isi/ berat suatu produk seperti kg, ge, ml, liter, dll
- Merk : nama atau identitas produk seperti : nuvo, ciptadent, dll
- Manfaat : kegunaan produk seperti mengobati sakit kepala, alat pencukur jenggot, dll
- Barcode/PLU : kode barang
- Expired Date : batas konsumsi produk. Apabila melewati tanggal tercantum akan menyebabkan resiko kesehatan secara langsung. contoh : EXP 060617
- Rasa : sifat atau cita rasa atau warna suatu produk

Itulah tiga cara yang bisa kita tiru dari Alfamart agar usaha ritel/eceran milik kita bisa sukses dan bertahan lama. Oiya, satu lagi yang bisa kita contoh. Jika kita perhatikan, setiap toko Alfamart itu pencahayaannya edun kan ya? Selalu terang benderang. Nggak ada toko Alfamart yang remang-remang atau menggunakan lampu yang redup. Ini karena Alfamart memakai sistem "Laron". Laron akan tertarik dengan cahaya yang terang. Konsumen juga agar tertarik dengan warung yang terang kan?

Demikian, semoga bermanfaat.

This entry was posted in

10 comments:

  1. Makasih udh dishare ilmu kecenya ya Mbk Win. Ini kayaknya bs jg aku praktekkin di usaha jualan kopi yg tgh aku tekuni. 😊

    ReplyDelete
  2. Pelayanan prima paling penting karena aku mah anaknya dendaman, mun dijutekin sama aa & teteh Alfamart, mbung kesana-kesana deui dan nyari Alfa yang lain. Bhay..😂

    ReplyDelete
  3. Beneerr banget, Win.
    Aku punya tempat minum es favorit di Surabaya. Bapaknya yang jualan grapyak biyangeet...
    Gak sungkan mau becanda...((asal masih sopan, gak bicara kotor alias misuh)).

    Jadi sepanjang minum es, kita ketawa-tiwi gak jelas.

    Aku dulu kalo ke sana, Pede aja...meskipun jomblo.
    Karena ada si Bapak yang ceria.


    Alfamart juga gitu..
    Pegawainya masih muda-muda...jadi adem liatnya..wkkwk ((yang cewe, Wiin..))

    ReplyDelete
  4. Jadi pengen buka minimarket , aamiin mudah2an terwujud

    ReplyDelete
  5. bener banget mamah emmesh, pelayanan yang jutek, lama, bikin pelanggan kabur walaupun rasanya enak

    ReplyDelete
  6. Asyiknya dapat ilmu seperti ini, semoga bisa dipraktekin ya, buka retail ..hihi..aamiin :)

    ReplyDelete
  7. makasih sharingnya, mbak. jadi ingat sama sebuah toko aksesoris komputer di kotaku yang harganya murah tapi yang jualan judes banget. di satu sisi harganya murah di sisi lain males banget kalau harus berhadapan sama ibu yang jaga. heu

    ReplyDelete
  8. Usaha online shop bisa nerapin hal ini gak ya mbak? Secara online shop jualannya pake gambar, hehe.

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah membaca dan berkomentar. :)
Mohon maaf komentar dimoderasi karena banyak spam yang masuk.