11 September 2017

Nama Panjang yang Sangat Panjang Menyulitkan Anak?



Jika ada yang bilang : "Ngasih nama anak itu jangan yang sulit-sulit lah, sulit ditulis, sulit dilafazkan, sulit dihafalkan. Karena nanti akan menyulitkan anak saat dia dewasa.", tolong percayalah! Karena saya udah ngalaminnya. huhuhu

Pertama

Dulu waktu bikin Akte Kelahiran anak sulungku di kantor Dukcapil Soreang, ada beberapa  kesalahan  :
(1) Salah tempat lahir. Anak sulungku lahir di Purworejo tempat yang sama dengan tempat lahir saya, bukan di Bandung. Ini sih mungkin karena bikin akte-nya di Soreang-Bandung jadi harus yang lahir di Bandung (?). Atau gimana sih saya nggak ngerti.
(2) Salah bulan lahir. Seharusnya, si sulung itu lahirnya bulan Juli, ternyata yang tertulis di akte bulan Juni. Padahal di Kartu Keluarga bulanya Juli, lho. Mungkin petugasnya lagi ngantuk atau lapar gitu, sampai-sampai salah baca. huhu
(3) Soal nama. Ada kekurangan yang sampe sekarang sangat ngganjel dina hate . Nama si sulung ku ada 3 kata. Nah kata ketiganya enggak ditulis sama pegawai pencatatnya dan hanya ditulis singkatan huruf 'D' aja. Masalahnya, nama panggilan sayang anakku itu ada di kata ketiga dan sebenarnya itu inti dari nama yang kami berdua inginkan sejak awal.

Sebetulnya saya ingin sekali membetulkan kesalahan bulan dan nama yang disingkat. Namun sampai sekarang saya belum ke sana lagi. Pertama karena jauuuh dari tempat tinggal saya sekarang, kedua nanti prosesnya lebih lama lagi (bikin yang pertama ini aja jadinya sampai setahun), terus jika anak sudah besar katanya harus pakai sidang segala macem. Ditambah lagi ayahnya malah "membiarkan" pasrah dengan kesalahan di Akte anaknya, alasannya karena enggak ada waktu ke Dukcapil. Duh.. 'kan jadi galau. Tapi bagaimanapun, saya harus menggantinya sebelum si sulung mempunyai ijazah. Kalau sudah punya ijazah, penggantian nama dan tempat tanggal lahir akan lebih ribet.

Kedua

Orang lain susah mengucapkan nama anak sulungku jika hanya sekali dengar. Simbahnya, dari bayi sampai sekarang Dhia sudah berumur 8 tahun, enggak bisa fasih lho ngucapin nama panjang cucunya yang satu ini, Masa iya sih susah? 

Pikirku waktu dulu tuh begini : sebagai orang tua, ingin sekali memberi nama anak  yang artinya baik, yang unik dan jarang orang yang pakai. Mungkin ini masalah di umur saya yang masih labil waktu itu. Dulu waktu hamil anak pertama saya masih 21 tahun, trus Dhia lahir saat saya usia 22 tahun. Darah muda yang masih berada di puncaknya mempengaruhi juga kali ya. hehehe. Semangat dan ego waktu  muda itu masih menggebu-gebu. Pokoknya pengen nama yang minim dipake orang, titik. 

Menurut teman-teman apakah nama : Zahratushafa Zulekha Dhiaulalamy itu susah diucapkan? 
APPAA?? SUSYAAH?!
okefix saya akan ganti nama anak ini besok. *cry

Pas anak kedua, kami memberi nama anak dengan nama yang mudah diucapkan, baik artinya dan minim salah penulisan.Sudah capek menghadapi kalimat : "wah panjang sekali nama anaknya" :D 

Ketiga

Waktu hari pertama masuk Sekolah Dasar, si sulung yang sudah terbiasa dipanggil Dhia sejak lahir, pada saat sekolah SD ini kok lucu. Ceritanya guru sedang mengabsen muridnya. Ketika anak-anak dipanggil dengan nama panjangnya, otomatis mengangkat tangan dan bilang "saya, Bu!". Tiba giliran Dhia yang berada di urutan terakhir absensi. 

Bu Guru : "Zahratushafa Zulekha D."
Dhia : *diam, nggak ngacung
Bu Guru : "Zahratushafa!"
Dhia : *masih diam
Bu Guru : "Ada yang namanya Zahratushafa?"
Anak-anak : "Nggak ada Buuuk!!"
Bu Guru : "Siapa yang belum dipanggil sama Ibu?"
Dhia : *mengangkat tangan
Bu Guru : "Namanya Zahratushafa?"
Dhia : "Bukan , Bu."
Bu Guru : "Namanya siapa?"
Dhia : "Dhia"
Bu Guru : *pingsan ( 'pingsan'nya itu saya hanya ngarang :D ) Yang pasti gurunya dongkol banget. terlihat dari ekspresinya saat menceritakan cerita di atas kepada saya.

Salah saya sih, kalau diingat-ingat, termasuk jarang memanggil Dhia dengan sebutan Zahratushafa. Jadi untuk beberapa bulan setelah hari pertama masuk sekolah, saya setiap hari memanggil Dhia dengan Zahratushafa. Bari jeung aku na ge salah-salah wae nyebut Dhia deui Dhia deui. Alhamdulillah, sekarang Dhia sudah kelas 2 SD, kebingungan akan nama panjangnya sendiri sudah nggak terjadi lagi. :D 
***
Jaman dulu waktu saya hamil si sulung 9 tahun yang lalu, internet belum seperti sekarang sih ya. Untuk ngasih nama anak pertama kami ini butuh perdebatan yang sangat alot diantara saya dan suami. Belum lagi kakeknya (mertua saya) ingin menyumbangkan nama untuk cucu pertamanya. Saya ingin ngasih nama Dhia. Sementara Abudi pengen ada nama Zahra -nya.
Lalu, karena kami berdua minim ilmu, dulu belum ada profesi konsultan nama dan juga jasa pembuatan nama bayi, jadinya kami serahin seorang guru di Sudan. Sama gurunya Abudi ini jadilah nama Zahratushafa Dhiaulalamy, karena permintaan kami ada unsur Dhia dan Zahra. 

Setelah mendapatkan referensi nama dari ustadz, kami belum fix juga ngasih nama tersebut. Ingat! masih ada kakeknya yang menginginkan ada nama Zulekha nya. Oh My God. 
Lagi-lagi kami mikir keras. mau ditaroh dimana si Zulekha ini? hahaha. Hawong yang tadi aja udah panjang kok, sekarang mau ditambahin lagi, ntar namanya keberatan/ kabotan jeneng kalo kata orang jerman mah. Setelah diutak-atik dan diskusi, penempatan yang dirasa paling cocok adalah di tengah. Udah jadi nama Zahratushafa Zulekha Dhiaulalamy.

Setelah berulang kali diucapkan, kok kepanjangan. kok susah dilafazkan. Simbahnya (ibu saya) pun susah nyebutnya. "Lhah angel temen jenenge." *)lol

Sempat mau dikasih nama Dhia Fajrol Alamy. Terus Abudi bilang : nanti kalau sekolah diledek temen-temennya lho kalao namanya fajrol. Ntar gini lho : "Jrol..jrol...jroll. Brojol atau apalah."
Yeaa, jadi ada benernya juga nih, ngasih nama anak itu jangan sampai bully-able. 

Yang masih saya pikirin terus sampai sekarang itu, nama Dhia yang awalannya pakai Z akan membuat Dhia berada di nomor urut absen paling belakang. Ada enaknya ada enggak enaknya sih. 
Terus, kalau saat ujian kelulusan nanti, pasti akan membutuhkan waktu lebih lama buat mbuletin huruf di kolom nama dari pada yang namanya pendek. huhuhu..duh maafin ibumu ya Dhia. (tapi mudah-mudahan nanti pas jamannya Dhia ujian kelulusan, teknologi sudah semakin canggih, sudah punah drama mbulet-mbuletin kolom nama yang kalo pensilnya enggak 2B nggak akan kebaca sama komputer). 

Terpujilah Anda yang berprofesi sebagai konsultan atau jasa pembuatan nama bayi. Profesi yang pahala-able lhoh..insyaAllah amal jariyah. Karena membantu para orang tua dalam memberi nama untuk bayinya, apalagi nama itu dibawa sampai mati. 

Jadi, nama panjang yang sangat panjang menurutku sih memang benar akan "sedikit" menyulitkan si anak pada saat-saat tertentu. Walaupun kata orang begitu, namun kita harus optimis lah ya bahwa anak akan baik-baik saja dengan nama yang kita berikan. Yang perlu diingat, menamai anak dengan nama yang baik adalah kewajiban masing-masing orang tua sekaligus hak anak. Dhia adalah nama terbaik yang bersama dengan (nama) itu telah kami langitkan doa agar ia jadi pribadi baik, menjadi cahaya dunia.

Cimahi, 11-09-2017
Aku yang masih galau mikirin perbaikan akte kelahiran dan ganti nama anak.

57 comments:

  1. Haha .. Pahala-able ada2 aja. Iyalah, siapa sih orangtua yang sengaja memberikan nama yg jelek, kayaknya gakada :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yg ngasih nama aneh-aneh itu gimana ya kang? apa minim kosakata nama bayi gitu ya? :(

      Delete
  2. Teh atuh ti ayeuna mau ganti mah dinanti-nanti mah bakalan hese hahaha sok karesel klo dah hubungan sama orang pemerintahan teh dari ngurus KK sampe E-KTP aja ssyusahnya minta amplop Lagi :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. jauh ke dukcapil-nya mendaki gunung lewati lembah. huwaaa. iya sih memang harus nyempetin dan tabah mengahadapi persidangan yg katanya ribet

      Delete
  3. aku kok ngikik sendiri ya pas baca cerita waktu gurunya ngabsen hahaha

    ReplyDelete
  4. Ngakak pas baca jrol jrollll hahaha....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suamiku visioner, jadi benar juga nama fajrol bullyable. qiqiqi

      Delete
  5. Hahahaha terlepas dari susahnya nama panjangnya Dhia. Tapi menurut aku namanya bagus :D

    ReplyDelete
  6. Namanya bagus, tapi memang panjang ya ...hihihi.
    Nanti kalau ujian, bakalan lama untuk ngisi namanya sendiri :)
    Tapi, itu dulu Mbak. Sekarang udah pakai komputerisasi, jadi gak akan ada acara bulet-buletin pakai pensil 2 B.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah kalau gak pake mbulet2in lagi :)

      Delete
  7. hihi iya, mbak nama anaknya rada susah disebut. emang kadang saking kreatifnya jadinya malah ribet ya, mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. maklum , darah muda mah sukanya yg aneh-aneh. :)

      Delete
  8. Dhia ini sebenarnya namanya kepenak, enteng. Tapi emang lihat jeneng panjangnya lumayan menguras keringat juga.

    Eh ada konsultan nama bayi ya sekarang? Kenalin donk... ����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dulu belum kenal mbak Mita sih. gak ada yang diajak konsultasi, :))

      Delete
  9. Kalau anak sekarang namanya lbh panjang dan aneh2. Kdg kebule2 an. Jadi inget kemarin baru saja ngajarin anak sodara buat nulis nama lengkapnya yg pdhal gak susah nyebutinnya. Habis kasian jg kalau dia cuma bs nulis nama panggilan aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mamah muda dan papah muda sekarang kebanyakan sukanya kasih nama yang modern.

      Delete
  10. Maunya pakai nama yg sesuatu. Tp kalau ejaannya agak susah, pas awal sekolah memang kasihan anaknya ya. Mgkn buat bu guru pas mau masuk kelas daftarin nama panggilan biar tak tertukar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pas awal masuk sekolah aja bingung namanya. hihi

      Delete
  11. Ayo segera diurus akte lahirnya ��

    ReplyDelete
  12. Hihihi.. Iya lumayan susah namanya :p
    Aku kasi nama Abdurrahman aja udah kasian karena anaknya susah ngucapin namanya sendiri hihihi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. gantiii, sembelih kambing+bikin bubur merah putih :)

      Delete
  13. Saya doong, namaku kepanjangan. Drama mbulet2in kolom nama kalau ujian? Saya tau banget deritanya. Rasanya ndak habis2 itu kolom dibulet-buletin. Makanya dari situ saya belajar, ndak mau nyusahin anakku nulis namanya sendiri. Hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku nggak ngerasain drama mbuletin kolom ujian karena namaku pendek banget. Singkat dan cepet selesai. hehe

      Delete
  14. saya juga ngasih nama anak pertama terlalu panjang, tapi ya sudahlah. wong udah disembelihin kambing juga, mosok mau ganti nama ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. samaaa, akupun anak udah aqiqah. Ini masih pertimbangin lagi mau diubah atau enggak.

      Delete
  15. Tfs ya Teh, mungkin klo dulu ak punya anak umur 22 bosa jadi namanya panjang dan rumit, karena punya baby menuju 27 saya dan suami jadi mikir ngasih nama yang nusantara aja lah,mudah dibaca ditulis diucap dan artinya bagus hehe tapi tenang aja karena sekarang kan gada ujian nasional sistem ljk, udah online dan gak pake sistem lulus atau tidak hehe, semoga hamil lagi tetehhh

    ReplyDelete
  16. Aduh. Si Dhia gimana tuh nulis namanya? Faris aja nama belakangnya gak pernah ditulis, secara emaknya nyerah mo ngajarin nulisnya. Padahal nggak sesusah nama Dhia lo. Hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dhia sih nulisnya udah bisa. Pas pertama masuk sekolah aja ribetnya.

      Delete
  17. Iyaa susaah mba.. Heheh..
    Kejadian jg ni sm anakq, tak pikir2 lagi kok bs berpotensi salah2 tulis coba. Tp aktenya udah on process udah slametan juga. Halahyung mbuh lah.

    Btw asli purworejo jg to mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wis kadung piye meneh ya, tapi masih bisa diubah sih. Yang penting tabah dengan keribetan prosesnya.

      Delete
  18. Hehehe iya namanya memang agak sulit diucap kalo baru dengar sekali..
    tapi memang indah didengar namanya..

    oiya mbak baiknya segera diurus yang ada beda atau salahnya..soalnya kalo pas butuh dokumen dokumen penting dan ada beda data nanti jadi susah ngurusnya..

    ReplyDelete
  19. Hahahaha bodor, uwien! Namanya Dhia bagus sekaliiii, tapi jujur aja susah banget emang bacanya :D apalagi nyebutnya. Sama kayak ponakan saya, namanya Azleen dan yg cowok Azeel. Nenek kakeknya kesusahan manggilnya. Skrng panggilan mereka: ajlen & ajel. Ya namanya orang tua wajar aja sih mau nama yg beda utk anaknya, juga yg arti namanya bagus :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sok nggak nyambung ya panggilannya sama nama panjangnya. Ada juga namanya panjaaaang, tapi dipanggil ayang

      Delete
  20. Nama lengkap saya lumayan panjang, Mbak. Cuma sekarang saya pakai 2 kata aja kalau di socmed dan dimanapun. Kalau suami namanya cuma 1 kata.

    Akhirnya pas kasih nama anak-anak, kami ambil jalan tengah. Bikin 2 kata.

    Kalau tentang nama yang susah disebutkan, saya jadi ingat pas anak saya diwisuda. Ada beberapa nama yang gurunya sulit mengucapkan hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang baca pertama kali Zahratushafa juga seringnya tersendat di 'tu' nya itu.

      Untuk anak kedua udah gampang namanya. Untuk anak ke tiga insyaAllah akan lebih simple lagi.

      Delete
  21. Nama lengkapnya lumayan rumit ya, Mbak. Khawatir ada salah satu huruf jadi panjang urusannya, kayak adekku cuma beda satu huruf Y susah lagi ngurusnya.

    ReplyDelete
  22. Kocak makkkk, nama anakku juga dua2nya panjang2, empat suku kata, mudah2an gak susah pas ujian sekolah nanti.

    ReplyDelete
  23. Namanya Dhia cakep ples unik pulaaaa,
    Jd bahan pertimbangan nih mbk klok punya bocah nanti, amin
    Matur nuwun sharingnyaa, :)

    ReplyDelete
  24. Nama ankmu sih termasuk masih gampang diucap mba :D. Krn huruf vocalnya msh imbang. Aku termasuk yg sukaaaa banget bikin nama anak panjang dan ribet. Tapi aku pastiin anakku tau siapa nama lengkapnya kok :D. Yg pertama itu namanya Tyartharalovfa fyllyakyrana hartomo. Yg kedua Xavieradhietya vrstanfaustha hartomo

    Wkwkwkwk itu sampe skr sih blm ada yg lulus ngucapin nama mereka. Pas bikin akte, aku tulis nama mereka di atas kertas dengan huruf besar dan jelas. Sempet salah, aku suruh ulang. Jd lebih lama dokumennya jadi, tapi gpp. Mending salah di awal, lgs diperbaikin drpd kelamaan nanti :D

    ReplyDelete
  25. wah kalau aku bikin nama simpel dan punya arti, juga jangan panjang2 krn nanti gak masuk ke kotak kolom nama kalau lagi ngisi formulir apa saja. dan lucunya nama panggilan aku di rumah akan beda dengan panggilan anak di sekolah krn gurunya selalu pakai kata pertama di nama. Contohnya anakku kedua namanya anninditya putrim, aku manggilnya tia, tp semua gurunya manggilnya annin

    ReplyDelete
  26. Masalah nama emg riskan juga teh apalagi kalau nanti gedenya sering traveling, khawatir salah ketik aja ya hihi. Dan panggilan sayang sama panggilan di sekolah emg suka membingungkan, vio aja di sekolah dipanggil Piiiiiiiii gitu coba -.-

    ReplyDelete
  27. Wow namanya memang panjang dan sussah dituliskan kalo sekali baca :(
    Aku punya 4 suku kata nama juga, dan ya itu tadi.. Tapi masih beruntung karena nama terakhir adalah marga yang udah common jadi masih gampang diingat. Tapi berhubung sebel pas ujian kelamaan mbuletin nama aku bilang ke suamiku kalo punya anak, nama cukup 3 suku kata aja. Nama depan, nama tengah dan nama keluarga. Wis. Tok. Nama depan harus mudah dilafalkan sama orang indo dan orang luar, selebihnya aman :D
    Serius, aku ngerasain soalnya punya nama yang gak semudah orang lain hehehe

    ReplyDelete
  28. Dulu pas lahiran marwah saya seusia mama emesh lahiran juga haha tp udh kepikiran kl kasi nama panjang kali lebar tkt riweh ntarnya. Hehe tapi dhia namanya bagus deh

    ReplyDelete
  29. wkwkwkwkwk! melu ngguyu, mbak! ya gimana simbah bisa apal, hla wong anake ae ra mudheng karo jenenge dhewe :D

    btw sbg turunan Bali, jenengku yo dhuowo byanget, mbak. Suka malu dulu kl ngabsen, qiqiq.. makanya anak2u secukupnya ajalah. secukupnya bikin pegel, maksudnnyah :p

    ReplyDelete
  30. Hahahahahhaaaa iya juga, beruntung namaku hanyw dua kata. Jadi first dan last name. Tapinya orang suka salah dengar. Kadang dinda, linda, pinda, etc. Dan yang paling sering Gustiva -____- cita-citaku kelak ngasih nama anak juga dua kata aja udah plus emplisit nama bapaknya. LOL. Inspiring banget temanya

    ReplyDelete
  31. Paling gak 3 kata kalau umroh haji enak

    ReplyDelete
  32. Hahaha iya bun betul itu jangan panjang2. Suka ribet ngurusinnya. Aq pernah nangis soalnya ngurusin yg bgtuan hihihi

    ReplyDelete
  33. haha iya nama itu kalau panjang susah juga ya...tapi terlalu pendek juga nanti sudah banyak yang pakai dan bernama sama...tiga kata paling maksimal deh lol lol...

    ReplyDelete
  34. Aku baca ini terhibur banget. Hehehehe ternyata cerita dibalik nama Dhia luar biasa. Hehehe. Keren namanya mba. Aku sukaaa walaupun petama baca kok kek kesusahan. Hehehe

    ReplyDelete
  35. He eh..yang suku kata paling belakng mba.. Susah memang.. Diucapkan juga agak repot..tapi klo namanya susah, malah jdnya unik.

    Tmnku ada namanya Gyor Gunita Pratidhuani Sidharta. Dulu pas sesi kenalan..pasti harus ngulang karena lawan bicara rata-ratakembali nanya, "siapa..Dior?"

    ReplyDelete
  36. Iya ya mbak. Kalau nama panjang susah mbuletin di lembar UAN. Namanya bagus.. :D

    ReplyDelete
  37. Ngikik membayangkan ekspresi bu guru menanti muridnya ngangkat jari, hihiii. Anak-anakku namanya dua suku kata, jadi mudah diingat sama mereka :)

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah membaca dan berkomentar. :)
Mohon maaf komentar dimoderasi karena banyak spam yang masuk.