10 May 2023

Mengalahkan Overthinking

 


Kejadian yang aku alami, aku tahu enggak semua orang bisa memahami ... yhaa karena merka tidak mengalami sendiri.   

Sejak menikah 2008 dan punya bayi pada tahun 2009, sejak saat itu aku memutuskan akan  mencurahkan seluruh waktuku untuk mengurus rumah tangga, ngurus anak, ngurus suami dan mengesampingkan kebutuhan diriku sendiri. Tahun berganti tahun hingga 3 orang anak pun lahir. Melengkapi kehidupan rumah tangga kami. 

Long story short, pada tahun 2022 ini anak bungsuku yang ke tiga sudah berusia 4 tahun. Dia sudah mulai mandiri, mudah ditinggal-tinggal, udah nggak repot lagi pokoknya. Aku bisa dengan "bebas" bepergian. Aku bisa bekerja lagi. Aku mulai bisa melakukan sesuatu untuk diriku sendiri. Pada saat aku lagi senang-senangnya berkarya, berdaya, bisa bermain dan bersenang-senang dengan apa yang aku tekuni saat ini, ternyata aku hamil lagi, anak ke empat. Dalam hal ini aku tidak sedang dalam perencanaan (program hamil).

Betapa kagetnya saya waktu itu, Abudi (suami ku) juga kaget. Nggak nyangka bahwa kelengahan kami sekali saja bisa memberikan dua garis pada tespack kehamilan. 

Overthinkingku bermain, aku merasa ini seperti akhir duniaku. Aku nggak bisa lagi "bebas" bepergian, aku nggak bisa bebas berkarya. Aku nggak bisa melakukan hal yang pada saat hamil akan jadi terbatas. Lebih parahnya lagi, aku merasa sendirian (padahal pasanganku selalu support aku full). Aku menyadari berada di kondisi low vibration. Tidak menerima nasehat baik sekalipun. Responku adalah marah dan menyalahkan orang lain.

Begitulah overthingking menggerogoti pikiran ku. Bahkan berdampak ke fisik yang mengharuskan aku bedrest hampir 2 bulan lamanya. Yang nyatanya, overthingking itu enggak pernah jadi kenyataan. Ketakutan yang kuciptakan sendiri di pikiranku enggak terjadi. hahaha

Dalam kondisi yang mengharuskan di tempat tidur saja, aku masih bisa terhubung dengan klienku di berbagai daerah di Indonesia, aku masih bisa berkarya, masih bisa menambah pundi-pundi money berkat IndiHome #InternetnyaIndonesia 

Internet bisa membuat overthingking dengan banyaknya informasi di luar sana, banyak berita negatif yang di luar nalar, banyak orang flexing yang bisa membuat insecure, dan lain sebagainya. Namun pada peristiwa yang aku alami ini, justru internet menyelamatkanku dari overthingking itu. Beruntungnya aku yang telah berlangganan IndiHome karena aku bisa mendapatkan informasi yang aku butuhkan. 

IndiHome, provider internet yang menjadi pilihanku sejak bertahun-tahun lalu. Adanya internet yang unlimited di rumah, aku bisa memaksimalkan potensiku yang belum tergali. Bisa belajar apapun yang kumau. Dan beraktivitas tanpa batas serta melampaui limitasiku. Aku bilang, kehamilan bukan lah limitasi. Tapi limitasi sebenarnya diri kita sendiri yang membuat.

Overthingking mereda, perlahan aku menerima kehamilanku ini. Aku memilih untuk menaikkan vibrasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan Access Bars. Vibrasi naik, dan aku berhasil melewati tahapan emosi dari anger hingga akhirnya sampai pada JOY. Aku kembali bisa beraktivitas dan bepergian ke luar kota. Dalam keadaan hamil pun aku masih bisa berkarya, berdaya, bersenang-senang dan bepergian sendiri.

So, semakin ke sini aku semakin menyadari, bahwa ketakutan itu adalah ilusi. Ketakutan yang diciptakan oleh otak (yang tujuannya supaya diri kita nggak berkembang) itu tidaklah nyata. Gimana cara meredamnya? Yaitu dengan menciptakan sesuatu, create sesuatu, memperbanyak kegiatan yang disukai. Tidak menyalahkan diri sendiri dan orang lain atas apa yang terjadi. Karena tidak ada kejadian yang kita alami, melainkan kita sendiri yang menciptakan. Bukankah kita sendiri yang memilih dan mengambil keputusan ? 

0 komentar:

Post a Comment

Hai, terima kasih sudah membaca dan berkomentar. :)
Mohon maaf komentar dimoderasi karena banyak spam yang masuk.