08 April 2023

Alhamdulillah, Sekarang Sirop Obat Aman untuk Anak

Masih inget nggak Moms, pertengahan sampai akhir 2022 lalu? Tiba-tiba Indonesia digemparkan dengan berita kasus anak-anak yang meninggal tiba-tiba karena Gagal Ginjal Akut. Lalu disusul dengan keputusan menteri kesehatan yang mencabut izin edar obat sirop. Semua obat sirop termasuk untuk anak-anak menjadi susah didapatkan di apotek-apotek.

Waktu itu anakku sakit batuk dan panas demam, sempat bingung juga ini gimana mengobatinya. Untuk panas/deman, masih bisa kutangani di rumah. Masih bisa ku kompres dengan kompres demam dan dirawat sendiri. Demam turun. Sementara batuknya(?) Sampai beberapa hari masih saja belum reda, padahal sudah aku buatkan minuman herbal seperti jahe, air hangat, jeruk nipis, dan sebagainya. Karena udah lebih dari 3 hari batuknya tidak mereda, aku pun periksakan anakku ke dokter. Di dokter pun nggak dikasih obat sirop, melainkan obat tablet yang digerus.



Tahu gak, sih Moms?

Semenjak kasus Gagal Ginjal Anak Masal (GGAM) yang disebabkan oleh tercemarnya sirup obat diumumkan pada Oktober 2022 lalu, seluruh instansi dan organisasi terkait telah melakukan investigasi dan evaluasi ulang secara menyeluruh dan menyimpulkan bahwa satu-satunya penyebab kasus GGAPA yang terjadi akibat sirup obat adalah karena adanya cemaran bahan pelarut Propilen Glikol (PG) / Propilen Etilen Glikol (PEG) yang diganti dengan Etilen Glikol (EG)/ Dietilen Glikol (DEG) oleh satu oknum perusahaan supplier kimia.


Namun hingga saat ini, pemberitaan yang gencar terkait kasus sirup obat ini yang masih meresahkan masyarakat. Sehinga pada saat anakku kembali batuk pilek, masih nggak diberikan obat dalam bentuk sirop. Obat gerus itu rasanya pahit dan susah ditelan oleh anak-anak (anakku usia 4 tahun) sehingga bikin stress emaknya pada saat kasih obat, karena anak pasti menolak dan yang tertelan obatnya tidak sesuai dosis karena obatnya lebih banyak yang dimuntahkan.

Alhamdulillah ... Sekarang Obat Sirop untuk Anak Sudah Aman

Waktu dengar pernyataan ini dari Kementrian Kesehatan dan Badan POM pada saat bincang kesehatan yang diadakan di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, pada 21 Maret 2023 lalu, rasanya lega sekali. Alhamdulillah, sekarang sirop obat/obat sirup terutama untuk anak-anak sudah aman dan sudah bisa digunakan kembali. Ada sekitar 600-an obat sirop yang sudah dinyatakan aman.

Terima kasih GPFI ( Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia ) bersama Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Pakar Farmakologi karena telah menyenggarakan Dialog Interaktiv Kesehatan Sirop Obat Aman untuk Anak.



Narasumber-narasumber yang hadir di Dialog Interaktif Kesehatan ini, diantaranya:

1. dari KEMENKES (Kementrian Kesehatan)

Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., M.A.R.S.

Selaku Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI


Beliau memaparkan bagaimana upaya dari KEMENKES yang sangat gercep mengambil keputusan dan tindakan pada saat itu untuk menghentikan penggunaan obat sirup, sehingga kasus gagal ginjal akut pada anak ini bisa di-stop dan tidak ada korban berjatuhan lagi. 

2. dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)

Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M. Pharm

Selaku Direktur Standarisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor & Zat Adiktif (ONPPZA) dan Plt. Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia


Beliau menjelaskan bahwa dalam penanganan kasus cemaran EG/DEG yang ditemukan dalam sirop obat sejak Oktober 2022, BPOM telah melakukan langkah-langkah antisipatif, seperti intensifikasi surveilans mutu produk, penelurusan dan pemeriksaan terhadap sarana produksi dan distribusi, hingga pemberian sanksi administratif, termasuk melakukan verifikasi pemastian mutu terhadap sirop obat yang beredar. 

Upaya-upaya penindakan juga terus dilakukan terhadap sarana produksi dan distribusi jika terdapat unsur pidana bidang kesehatan. Daftar produk sirop obat yang aman untuk dikonsumsi selama mengikuti aturan pakai, kini bisa dilihat di website/sosmed BPOM atau melalui kanal publikasi resmi BPOM lainnya. Masyarakat, pasien, fasilitaslayanan kesehatan dan dokter diminta untuk tidak lagi khawatir dan ragu.

3. dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp. A(K)

Selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia


Beliau mengatakan bahwa GGAPA sudah ada sejak lama, sehingga perlu investigasi mengenai penyebab GGAPA jika kasus yang terjadi hanya individual. Fakta sudah berbicara bahwa hasil verifikasi ulang produk sirop obat oleh BPOM per November 2022 lalu sudah aman, sehingga produk sirop obat yang sudah dirilis kembali oleh BPOM, bisa diresepkan kembali oleh dokter dan bisa dikonsumsi masyarakat dengan tenang selama mengikuti aturan pakai.

4. dari IAI (Ikatan Apoteker Indonesia)

Apt. Noffendri Roestram, S.Si

Selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia


Beliau mengemukakan pengalaman apoteker dalam menerima keluhan masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses sirop obat yang belum boleh beredar dan panjangnya proses mendapatkan obat puyer, selama periode penarikan sementara sirop obat tahun lalu. Namun dengan tidak adanya lagi kasus GGAPA masal sejak dirilisnya produk sirop obat oleh BPOM bulan Desember tahun lalu membuktikan keamanan produk tersebut. Dengan demikian pasien dan orangtua tidak perlu lagi khawatir dan dianjurkan untuk membeli sirop obat di apotek resmi, baik yang berdasarkan resep dokter ataupun untuk pembelian obat bebas.

5. AKADEMISI

Prof. Apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D

Selaku Guru Besar Farmakologi – Farmasi Klinis, Institut Teknologi Bandung


Beliau menjelaskan bahwa kasus GGAPA pada tahun lalu terjadi karena adanya intoksikasi obat yang tercemar oleh EG/DEG yang melebihi ambang batas sehingga berdampak masal. Namun perlu diketahui bahwa GGAPA bisa disebabkan oleh berbagai faktor lainnya (multifactorial) seperti status kesehatan pasien (riwayat penyakit), alergi terhadap suatu bahan tertentu, infeksi (termasuk Covid-19), status nutrisi (dehidrasi), obat, makanan, logam berat, toksikan (EG/DEG dari berbagai sumber), dan lain sebagainya.

6. Artis/Momfluencer

Mona Ratuliu - artis / influencer mom, punya 5 anak dengan 2 balita di rumahnya.

Seperti ibu lain, Mona Ratuliu yang waktu itu juga ada kekhawatiran terhadap kasus GGA pada anak dan kerepotan saat tidak adanya obat sirup, terus memantau perkembangat informasi. Mona juga  mengapresiasi atas tindakan semua pihak yang terkait sehingga saat ini obat sirup sudah kembali dinyatakan aman dikonsumsi, tentu saja obat sirup yang sudah dirilis oleh Badan POM.



Kesimpulan dari acara dialog interaktif kesehatan:

Dari acara Dialog Interaktiv Kesehatan ini, kesimpulannya sebagai berikut:

  1. Pemerintah telah melakukan kontrol dan monitoring secara ketat terhadap aspek kualitas obat. Yang berwenang menentukan kualitas obat agar aman adalah Badan POM, seperti yang tadi disampaikan oleh bu Asti.
  2. Badan POM menggunakan prinsip kehati-hatian untuk merealisir obat aman acuan yang digunakan adalah daftar yang sudah dinyatakan aman pada website Badan POM. Memang nanti akan disinkronkan lagi antara obat maupun vitamin dan suplemen sirup. 
  3. Pemerintah sudah memperbaiki sistem monitoring dan menjamin kualitas obat yang aman adalah yang sudah dirilis.
  4. Obat yang dipastikan aman bisa dibeli di apotek dan rumah sakit serta Fasilitas Kesehatan lainnya maupun melalui online, melalui PSEF - pelayanan secara online yang sudah diizinkan mempunyai izin melakukan penjualan secara online.
  5. Proses produksi obat dilakukan dengan sistematik terukur dan dikontrol secara ketat sesuai dengan pedoman CPOB (Cara Produksi Obat yang Baik) untuk menjamin kualitas keamanan dan efikasi obat dan distribusikan sesuai dengan cara distribusi obat yang baik.
  6. Telah dilakukan serangkaian pengawasan secara komprehensif terhadap rantai pasok dan proses pembuatan sediaan sirup obat.
  7. Telah dilakukan serangkaian proses verifikasi terhadap keamanan sediaan sirup obat dan telah dilakukan rilis. 



Demikian kesimpulan dari hasil dialog interaktif kesehatan, mudah-mudahan para narasumber mendapat manfaat buat kita semua dan masyarakat dihimbau untuk menggunakan obat yang sudah dinyatakan aman dan menghimbau anggota tenaga kesehatan IDAI untuk tidak lagu-lagu menggunakan sediaan sirup obat yang sudah dinyatakan aman oleh BPOM Republik Indonesia dan agar apoteker tidak ragu lagi untuk kembali menyediakan sirup obat yang sudah dinyatakan aman dan melakukan pelayanan kefarmasian sediaan obat sirup.

Masyarakat dihimbau untuk mengikuti informasi dari lembaga yang berwenang perlu ada satu sumber informasi website BPOM yang mencakup semua daftar obat aman dan sirup suplemen aman.

Sebagai ibu, aku berharap supaya BPOM segera merilis daftar obat sirup terbaru yang aman digunakan oleh masyarakat. Total obat dan vitamin yang telah dinyatakan aman telah mencapai 1400.

Sekali lagi terima kasih GPFI ( Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia ) bersama Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Pakar Farmakologi karena telah menyenggarakan Dialog Interaktiv Kesehatan Sirop Obat Aman untuk Anak.

sumber artikel: https://www.instagram.com/gpfarmasi.id/

1 comment:

  1. Setelah dibuat cemas karena kehebohan berita sirop yang menyebabkan gagal ginjal akut pada anak, jadi ragu buat kasih anak obat saat demam. Padahal sekarang lagi musimnya, alhamdulillah kalau sudah ada kabar baik ini. Terima kasih informasinya!

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah membaca dan berkomentar. :)
Mohon maaf komentar dimoderasi karena banyak spam yang masuk.