17 January 2019

Tips Naik Kereta Api Bersama Bayi dan Anak

Halo semua...! Naik kereta api sudah menjadi pilihan ternyaman untuk bepergian saat ini khususnya bagi kami sekeluarga. Baik saat mudik atau saat liburan sekolah. Setiap tahun, paling tidak dua kali kami melakukan perjalanan dengan kereta api, saat liburan sekolah dan pada saat hari raya Idul Fitri. Menjenguk kakek-neneknya anak-anak (orang tua saya) Alhamdulillah masih menjadi rutinitas keluarga kami saat liburan tiba. Naik kereta api membawa anak-anak sudah menjadi hal biasa bagi saya. Oleh karena itu, saya mau membagikan tips naik kereta api bersama bayi dan anak. Tips menurut pengalaman saya saja, sih.



Tahun 2019 ini adalah pengalaman pertama saya naik kereta api bersama 3 anak. Kebayang nggak sih repotnya? Udah bawa bayi, bareng dua bocah dan membawa barang-barang tanpa didampingi suami. huhuhu, pengen salto rasanya. Eits tapi enggak bagi saya yang selama 5 tahun ke belakang sering naik kereta api bareng dua bocah tanpa pendamping/suami. Berikut tips agar nyaman saat naik kereta api bersama bayi dan anak:

Hindari Membawa Banyak Barang Bawaan

Jelas, ya, karena kalau membawa banyak barang akan repot bawanya. Kebayang udah gendong bayi, nuntun anak sama geret koper. Jadi saya menghindari sekali membawa banyak barang. Membawa baju 2-3 stel saja. Peralatan mandi, cuci atau toileters nggak usah bawa dari rumah, beli saja saat sudah tiba di tempat tujuan. Lagian di kampung pun sekarang sudah ada minimarket. Ini mengurangi space yang lumayan lho.

segini aja bawaannya. 1 koper, 2 tas yg dibawa sama anak-anak
Masukkan semua barang ke dalam satu tempat. Kalau saya, memilih memakai koper dari pada tas jinjing. Karena tas jinjing membutuhkan banyak tenaga untuk membawanya. Sedangkan koper 'kan tinggal dorong/seret aja. Oiya, saya juga menghindari printilan seperti tas-tas kecil supaya nggak repot banyak printilan tas. Semakin banyaka printilan, kemungkinan barang tertinggal akan semakin besar. Pokonya barang bawaan usahakan seminimal mungkin.

Membeli Kursi Ekstra

Setiap naik kereta api, saya selalu membeli kursi tambahan, Misalnya saya berangkat dengan 2 bocah, saya akan membeli 4 tiket (sehingga mendapatkan 4 kursi kan). Pun waktu kemarin saya pergi dengan 3 anak. Saya memesan kursi lebih yaitu 5 kursi. Ini membantu sekali saat anak mau tidur.
Pesan tiketnya di kursi yang berhadapan, full saya beli ke-empat/ke-limanya. Jadi nggak keganggu sama penumpang lain. Oiya, tiket bayi/infant ini enggak bayar namun tidak pula mendapatkan kursi. Agar bayi bisa dapat kursi juga, pakai kartu identitas dari suami/teman/saudara aja.



Menyewa Bantal di Kereta
Tips naik kereta api bersama bayi berikutnya adalah menyewa bantal. Khususnya jika menggunakan kereta malam. Supaya bayi dan anak-anak nyaman tidur di kereta sehingga tidak rewel selama perjalanan.
Waktu pulang Desember kemarin, saya menyewa bantal 3 buah. Satu bantal bayarnya Rp 7.000,00. Dan bener aja, anak-anak lelap tertidur di kereta sampai pagi. Nggak kuatir dengan bantal kotor, karena sekarang pelayanan sudah jauh lebih baik. Bantal yang kita sewa selalu dalam keadaan bersih dan wangi. Dibungkus kantong plastik dan ada tanda bukti pembayaran.


Membawa selimut atau minimal jaket
Kereta api sekarang semuanya memakai AC, mau yang ekonomi atau yang eksekutif sama. Bedanya adalah pada kursi, selimut dan bantal. Pada kereta eksekutif masing-masing penumpang diberi selimut dan bantal. Khususnya buat keberangkatan dengan kereta malam. Sedangkan kereta ekonomi tidak.
Karena saya naik kereta yang ekonomi, jadi nggak ada selimut. Selimut akan sangat membantu membuat bayi hangat. Saya selalu menyediakan selimut kecil sehingga mudah dilipat dan dibawa saat bepergian bersama bayi dan anak.



Harus Rela Tidak Membawa Oleh-Oleh/Buah Tangan

Kebiasaan saya dari dulu adalah saat pulang dari kampung ke kota, saya selalu membawa oleh-oleh yang khas atau nggak ada di kota untuk dibagikan ke tetangga/teman dekat atau ke saudara. Selain itu kadang bawa beras hasil panen sawah sendiri (sawah ibuk maksudnya). Nasi dari hasil tanam sendiri terasa lebih nikmat. Sering juga tetangga di kampung sana membawakan hasil bumi seperti kacang hijau, gula aren, bawang merah, dsb.

Pas anak masih 2, saya masih bisa membawa oleh-oleh dari kampung ke kota. Namun sejak punya 3 anak, saya sudah nggak bawa oleh-oleh saat pulang dari kampung halaman. Rasanya nggak enak juga sih sama teman dekat atau tetangga dekat di kota tempat tinggal. Orang dari kampung halaman masa nggak bawa oleh-oleh. Tapi yaa mau gimana lagi, daripada saya memaksakan membawa oleh-oleh (yang pastinya dalam jumlah banyak untuk dibagikan) tapi pulang-pulang langsung tepar karena kecapean, mending pas ketemu tetangga minta maaf dan bilang kalau nggak bawa oleh-oleh. hehe

Nah itu tadi pengalaman dan sedikit tips dari saya pada saat naik kereta api bersama bayi dan anak. Teman-teman punya tips lainnya, share di kolom komentar yuk.

0 komentar:

Post a Comment

Hai, terima kasih sudah membaca dan berkomentar. :)
Mohon maaf komentar dimoderasi karena banyak spam yang masuk.