08 February 2016

Jawaban Dokter tentang Gay dan Lesbian

" Dok, bagaimana dengan seorang gay, lesbian, dan penyimpangan seksual lainnya? Apakah itu juga ada faktor dari guideing puberty yang salah? Atau faktor asupan nutrisi saat masa pertumbuhan juga mempengaruhi?" Sebuah pertanyaan terlontar dari salah seorang ibu peserta seminar "Menjadi Ibu Bijak" beberapa waktu yang lalu.

Kemudian dr. David Budi menjawab dalam konteks materi yang beliau bawakan "Guiding Pubertas" bukan dalam konteks agama ya manteman ;) . Penasaran jawabannya seperti apa? Tonton video ini.


Di Auditorium Prodia Bandung ini, saya mendapat buanyaaaaaak sekali ilmu-ilmu baru yang sebelumnya saya nggak paham banget, sejak menghadiri seminar ini saya seperti ada yang menepuk pundak saya sambil bilang begini : " Ini PR kamu Win. Kamu sebagai orang tua, dari anak perempuan dan laki-lakimu itu. Jaga mereka baik-baik. Jangan asal-asalan, asal ngasih makan dan asal mendidiknya."

Nggak nyesel tanggal 23 Januari 2016 yang lalu hadir dengan ninggalin anak-anak yang minta ditemani jalan-jalan di jalan Wastukencana no 18 Bandung. Selain dapat ilmu yang keren banget, juga sekalian ketemu dengan teman-teman.

Seminar kemarin itu, ada 5 materi yang disampaikan oleh para profesional di bidangnya masing-masing.

1.  Dokter Yovi menyampaikan Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Anak
2.  Dokter Siti Nur Fatimah menyampaikan Nutrisi Untuk Tumbuh Kembang Optimal
3.  Dokter David Budi menyampaikan Guiding Puberty 
4.  Dokter Jenny Meilinawaty menyampaikan How to Maintain Sexual Desire on Your Marriage Life 
5.  Bapak Jahja B. Soenarjo menyampaikan Life Balance Quadrant 

Semua materinya sudah ada di google drive. Manteman bisa membacanya di sini. :) 

Sayang sekali, sayaaaaang sekali... Peserta yang hadir di seminar dengan tema "Menjadi Ibu Bijak" kemarin itu menurut saya masih sedikit. Kursi masih banyak yang kosong. Padahal sayang karena materinya sumpah kece tornado (kece badai udah terlalu mainstream).

Semoga seminar yang diadakan oleh Yayasan Kharisma Satria Kirana berikutnya bisa lebih banyak lagi yang hadir. Catat tanggalnya ya, karna seminar ini akan diadakan secara berkala di Bandung atau Jakarta. Seminar berikutnya di bulan Maret.

Seminar Charity peduli sesama bertujuan menggalang dana. Seluruh pendapatan dari seminar ini berfokus untuk membantu para jompo yang tidak mampu, tidak punya keluarga, atau yang sangat kekurangan di daerah Bandung, tepatnya di desa Cileutik Cicaheum.

Pengen tahu lebih banyak tentang program Charity ini? Silahkan manteman lihat Proposalnya.



***
Ada satu tulisan bagus yang saya sadur dari grup Charity Peduli Sesama Yayasan Kharisma Satria Kirana :

Di Jepang dulu pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan. Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.
Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan, karena si Ibu telah lumpuh dan agak pikun.

Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Sesampai di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan Ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya.
Justru si Ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata: “Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah”

Setelah mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah.

Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal.
‘Orang tua’ bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya. Karena pada saat engkau sukses atau saat engkau dalam keadaan susah, hanya ‘orang tua’ yang mengerti kita dan batinnya akan menderita kalau kita susah. ‘Orang tua’ kita tidak pernah meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita, walaupun kita pernah kurang ajar kepada orang tua. Namun Bapak dan Ibu kita akan tetap mengasihi kita.

Mari kita merenungkan, apa yang telah kita berikan untuk orang tua kita, nilai berapapun itu pasti dan pasti tidak akan sebanding dengan pengorbanan ayah ibu kita.
Muliakan ia selagi masih hidup, dan doakan jika telah tiada.

Pengusaha baja/Pemilik PT. Artha Mas Graha Andalan. 
Ketika ditanya rahasia suksesnya menjadi Pengusaha, jawabnya singkat:
“Jadikan orang tuamu Raja, maka rezeki mu seperti Raja”.

Pengusaha yang kini tinggal di Cikarang ini pun bercerita bahwa orang hebat dan sukses yang ia kenal semuanya memperlakukan orang tuanya seperti Raja. Mereka menghormati, memuliakan, melayani dan memprioritaskan orang tuanya. 
Lelaki asal Banyuwangi ini bertutur, “Jangan perlakukan Orang tua seperti Pembantu".
Orang tua sudah melahirkan dan membesarkan kita, lha kok masih tega-teganya kita minta harta ke mereka, pada hal kita sudah dewasa. Atau orang tua diminta merawat anak kita sementara kita sibuk bekerja. Bila ini yang terjadi maka rezeki orang itu adalah rezeki pembantu, karena ia memperlakukan orang tuanya seperti pembantu. Walau suami/istri bekerja, rezekinya tetap kurang bahkan nombok setiap bulannya.

Menurut sebuah lembaga survey yang mengambil sampel pada 700 keluarga di Jepang, anak-anak yang sukses adalah : mereka yang memperlakukan dan melayani orang tuanya seperti seorang Kaisar. Dan anak-anak yang sengsara hidupnya adalah mereka yang sibuk dengan urusan dirinya sendiri dan kurang perduli pada orang tuanya.

Tapi juga JANGAN mendekati orang tua hanya untuk mendapatkan hartanya.

Mari terus berusaha keras agar kita bisa memperlakukan orang tua seperti raja. Buktikan dan jangan hanya ada di angan-angan.

Beruntunglah bagi yang masih memiliki orang tua, masih BELUM TERLAMBAT untuk berbakti. Sebelum mereka kembali keharibaan Allah. UANG bisa dicari, ilmu bisa di gali, tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua kita takkan terulang kembali.

***



25 comments:

  1. terharu baca ceritanya mbak..
    renungan bgd mah ini
    makasih share nya yak, :)

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. Materi yang nyantolnya yg dibawakan dokter David , teh ^_^ hahaha

      Delete
  3. makasih diingatkan untuk terus berbakti pada orangtua walau kini saya jauh di luar kota :)

    ReplyDelete
  4. Terharu.. Sampai berkaca2. Tapi penasaran dgn jawaban dokternya ttg gay. Kenapa gak ditulis juga sih mak? Saya suka males buka video hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe, insyaAllah nanti ditulis transcriptnya deh. :)

      Delete
  5. Idem dengan mbak Layla Hana. Hahahaha. ....

    Iya Mbak, salah satu kunci pintu rejeki kita dipegang orang tua.

    ReplyDelete
  6. Saya baru tahu kisah dari Jepang itu, krn setahu saya mereka sangat menghormati orang tua

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin jaman dulu kala begitu. Kan itu ceritanya jaman dulu kala, sebelum mereka (orang Jepang) menghormati orang tuanya.

      Delete
  7. Sayang sekali sayang sekali ga bisa buka videonya -____-
    Setuju sama mba layla hana di tulis aja mba jawaban dokternya hehe.

    ReplyDelete
  8. Jleb banget sama pernyataannya mengenai kunci kesuksesan. Jadi pengingat saya untuk senantiasa hormat dan sayang pada orangtua.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillaah, saya juga selalu mengingatkan diri sendiri untuk berbakti pada orang tua.

      Delete
  9. Masih banyak anak-anak yang tidak berbakti pada orangtuanya..., semoga anak-anak kita nggak ada yang seperti itu ya mak..

    ReplyDelete
  10. wah ulasan yang lengkap sekali, terima kasih sudah berbagi :)

    ReplyDelete
  11. kenapa anak2 setelah dewasa bisa jadi gay/lesbian mbak? ditulis aja.. videonya susah kebuka hiks :(

    ReplyDelete
  12. Makasih udah share, Mbak. :) Save, ya? :)

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah membaca dan berkomentar. :)
Mohon maaf komentar dimoderasi karena banyak spam yang masuk.